Masyarakat diajak lestarikan kura-kura
1 Juli 2015 21:44 WIB
ilustrasi Seorang pekerja membersihkan aquarium tempat penangkaran kura-kura di kawasan wisata Pulau Gili Trawangani Lombok Barat, Selasa (9/3). Konservasi kura-kura tersebut merupakan salah satu bentuk pelestarian hewan sekaligus daya tarik wisatawan untuk berkunjung. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Organisasi federasi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mendukung program pemerintah dalam pelestarian kura-kura yang hampir punah.
"Kami mendukung program pemerintah dalam melestarikan kura-kura. Kowani sangat peduli terhadap ancaman kepunahan berbagai jenis kura-kura di Indonesia yang terus terjadi yang mana hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah, khususnya Menteri Lingkungan dan Kehutanan," ujar Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, di Jakarta, Rabu.
Bentuk dukungan tersebut dituangkan dalam penyerahan sejumlah replika kura-kura kepada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Giwo juga sudah terdaftar sebagai pemegang rekor MURI untuk pecinta kura-kura dengan 1.500-an replika kura-kura.
Menurut Giwo, kura-kura memiliki filosofi yang amat dalam. Kura-kura berjalan pelan, tapi binatang itu berjalan maju dan pasti.
"Kura-kura juga melindungi dirinya dari bahaya dengan bersembunyi di balik tempurungnya. Ini menunjukkan rumah adalah perlindungan utama bagi setiap anggota keluarga," jelas dia.
Dia menjelaskan kura-kura terdiri dari dua lapis yaknisisik besar dan keras dan lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Dengan demikian, kalau ada ancaman maka hendaknya pulang ke rumah.
"Selain itu, kura-kura memiliki telur yang banyak,itu menunjukkan sifat sosial dari kura-kura itu," tukas dia.
Kura-kura merupakan hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Hewan yang berordo Testudinata itu khas dan mudah dikenali karena memiliki rumah atau batok yang keras dan kaku.
Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI tahun 2007 mencatat di dunia ada kurang lebih 300 jenis kura-kura. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 jenis ada di Tanah Air. Sayangnya, sejumlah jenis kura-kura tersebut terancam punah.
(I025)
"Kami mendukung program pemerintah dalam melestarikan kura-kura. Kowani sangat peduli terhadap ancaman kepunahan berbagai jenis kura-kura di Indonesia yang terus terjadi yang mana hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah, khususnya Menteri Lingkungan dan Kehutanan," ujar Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, di Jakarta, Rabu.
Bentuk dukungan tersebut dituangkan dalam penyerahan sejumlah replika kura-kura kepada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Giwo juga sudah terdaftar sebagai pemegang rekor MURI untuk pecinta kura-kura dengan 1.500-an replika kura-kura.
Menurut Giwo, kura-kura memiliki filosofi yang amat dalam. Kura-kura berjalan pelan, tapi binatang itu berjalan maju dan pasti.
"Kura-kura juga melindungi dirinya dari bahaya dengan bersembunyi di balik tempurungnya. Ini menunjukkan rumah adalah perlindungan utama bagi setiap anggota keluarga," jelas dia.
Dia menjelaskan kura-kura terdiri dari dua lapis yaknisisik besar dan keras dan lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Dengan demikian, kalau ada ancaman maka hendaknya pulang ke rumah.
"Selain itu, kura-kura memiliki telur yang banyak,itu menunjukkan sifat sosial dari kura-kura itu," tukas dia.
Kura-kura merupakan hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Hewan yang berordo Testudinata itu khas dan mudah dikenali karena memiliki rumah atau batok yang keras dan kaku.
Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI tahun 2007 mencatat di dunia ada kurang lebih 300 jenis kura-kura. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39 jenis ada di Tanah Air. Sayangnya, sejumlah jenis kura-kura tersebut terancam punah.
(I025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: