Emas naik didorong instabilitas Yunani
30 Juni 2015 05:05 WIB
Ilustrasi. Pedagang menunjukkan Logam Mulia di pusat penjualan emas di Jakarta Pusat, Kamis (26/1). Harga emas kembali menembus 1.700 dolar AS per ounce, atau naik hingga 2,5 persen dan terbesar dalam 4 bulan. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Senin (Selasa pagi WIB), karena kekhawatiran atas kemerosotan Yunani ke arah gagal bayar (default) mendorong investor beralih ke emas sebagai "safe haven".
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 5,8 dolar AS, atau 0,49 persen, menjadi menetap di 1.179 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Pemerintah Yunani pada Senin mengatakan bahwa ia tidak akan mampu memenuhi batas waktu 30 Juni untuk membayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Bank-bank Yunani tutup pada Senin karena ketidakstabilan, dan kontrol modal telah diterbitkan di negara itu, dengan membatasi penarikan uang di ATM. Peristiwa ini mendestabilisasi ekonomi zona euro, dan memberikan emas beberapa momentum kenaikan.
Ada referendum nasional yang dijadwalkan pada 5 Juli, di mana orang-orang Yunani akan memutuskan apakah menerima atau tidak paket bantuan Uni Eropa. Lebih lanjut mendestabilisasi pasar-pasar Yunani, menambahkan dukungan untuk logam mulia.
Penurunan dolar AS juga mendukung emas. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 1,34 persen menjadi 94,89 pada pukul 18.16 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun, emas berjangka akan naik karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi para investor.
Perak untuk pengiriman September turun 7,3 sen, atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 15,695 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 1,6 dolar AS, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 1.082,30 dolar AS per ounce.
(T.A026)
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 5,8 dolar AS, atau 0,49 persen, menjadi menetap di 1.179 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Pemerintah Yunani pada Senin mengatakan bahwa ia tidak akan mampu memenuhi batas waktu 30 Juni untuk membayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Bank-bank Yunani tutup pada Senin karena ketidakstabilan, dan kontrol modal telah diterbitkan di negara itu, dengan membatasi penarikan uang di ATM. Peristiwa ini mendestabilisasi ekonomi zona euro, dan memberikan emas beberapa momentum kenaikan.
Ada referendum nasional yang dijadwalkan pada 5 Juli, di mana orang-orang Yunani akan memutuskan apakah menerima atau tidak paket bantuan Uni Eropa. Lebih lanjut mendestabilisasi pasar-pasar Yunani, menambahkan dukungan untuk logam mulia.
Penurunan dolar AS juga mendukung emas. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 1,34 persen menjadi 94,89 pada pukul 18.16 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun, emas berjangka akan naik karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi para investor.
Perak untuk pengiriman September turun 7,3 sen, atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 15,695 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 1,6 dolar AS, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 1.082,30 dolar AS per ounce.
(T.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: