Kartu Now dampingi "Mbah Google"
29 Juni 2015 22:12 WIB
Product Manager Google, Joseph Kurachi Luk bersama bersama Head of Marketing Google Indonesia, Veronica Utami dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)
Jakarta (ANTARA News) - Awal populernya mesin pencari "Google" di Indonesia, oleh sebagian besar orang, senantiasa dikaitkan dengan pencarian serius. Utamanya menyangkut masalah penelitian dan referensi akademik.
Namun, beberapa tahun terakhir, nyatanya Google tidak lagi menjadi "Mbah Google" yang serius, tapi dia bergeser menjadi lebih segar dan dekat.
"Google saat ini bukan lagi menjadi Mbah Google yang kebanyakan digunakan untuk hal-hal akademis dan serius, tapi sekarang Google menjadi layaknya seorang teman dekat, yang seringnya ditanya mengenai informasi-informasi casual," kata Head of Marketing Google Indonesia, Veronica Utami dalam konferensi pers peluncuran "Kartu Now" Google App di Jakarta, Senin.
Dalam perkembangannya, terutama di Indonesia, mesin pencari Google, kata Veronica, lebih sering digunakan untuk mencari hal-hal yang bersifat santai atau casual.
"Cara pengguna bertanya pun jadi lebih casual dan lebih fokus pada momen tertentu, misalnya, 'tol dalkot macet enggak', atau 'jam buka hari ini' alih-alih bertanya dengan bahasa yang baku seperti 'kondisi lalu lintas tol dalam kota saat ini' dan lain sebagainya," kata Veronica.
Perubahan itu, salah satunya disebabkan oleh perilaku masyarakat Indonesia, pada khususnya, yang lebih banyak mengakses mesin pencari tersebut melalui ponsel.
Product Manager Google, Joseph Kurachi Luk mengatakan, menurut data Google, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan masyarakatnya sangat cepat dan salah satu negara berkembang "mobile first", di mana masyarakatnya kebanyakan mengakses Google dari ponsel alih-alih PC.
"Itu sebabnya kita meluncurkan fitur 'Kartu Now' untuk Google App pertama kali di Indonesia, bertepatan dengan Ramadhan," kata Joseph.
Kartu Now
Kartu Now adalah fitur terbaru dalam aplikasi Google Now yang dihadirkan Google saat Ramadhan.
Dalam fitur itu, ada tiga aktivitas utama: Rencana, Makanan dan Hiburan. Fitur tersebut akan memberi informasi yang paling banyak dicari oleh pengguna dan menyajikannya.
Bedanya dengan mesin pencari Google biasa, kata Veronica, pengguna tak perlu repot mencari konten, karena konten yang sesuai tiga aktivitas utama tersebut telah tersedia.
Selain itu, perbedaannya dengan Google biasa, adalah konten yang tersedia merupakan konten yang bersifat lokal atau yang dekat dengan pengguna.
"Kita menyediakan konten yang relevan di fitur ini. Google App akan membaca dari kebiasaan pencarian kita lalu memberi feed yang sesuai dengan itu, selain itu, bedanya dengan mesin pencari Google biasa adalah adanya 'search trend' yang menyajikan pencarian yang sedang populer itu soal apa," kata Veronica.
Konten-konten yang disediakan, selain terdiri dari pencarian paling banyak yang dilakukan pengguna, juga terdiri dari konten yang berasal dari mitra Google.
Tak ada partnership khusus dengan para penyedia konten.
"Tidak ada partnership apa-apa, kita kerja sama mutualisme biasa saja. Biasanya mereka sudah ada di YouTube," kata Veronica.
Google App sendiri adalah aplikasi pencarian Google di ponsel yang dilengkapi fitur suara. Google mengembangkan fitur "voice search" yaitu fitur pencarian menggunakan suara.
Untuk melengkapi fitur suara tersebut, bulan lalu Google meluncurkan fitur OK Google untuk setelan ponsel Bahasa Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk mencari informasi dari poin mana saja di ponsel mereka.
Pengguna dapat mengatakan "OK Google" untuk mengakses Google App di ponsel dan menanyakan pertanyaan pada Google.
"Kita ingin menyentuh keseharian orang lewat ini, karena semakin hari, orang yang membeli smartphone semakin banyak," katanya.
Dengan hadirnya aplikasi semacam itu, membuat Google menjadi terasa lebih "dekat" dan "hips". Apalagi mengingat banyaknya pengguna yang mengakses melalui ponsel.
Menurut catatan Google, 75 persen dari pengguna mesin pencari tersebut mengaksesnya melalui smartphone.
Namun, beberapa tahun terakhir, nyatanya Google tidak lagi menjadi "Mbah Google" yang serius, tapi dia bergeser menjadi lebih segar dan dekat.
"Google saat ini bukan lagi menjadi Mbah Google yang kebanyakan digunakan untuk hal-hal akademis dan serius, tapi sekarang Google menjadi layaknya seorang teman dekat, yang seringnya ditanya mengenai informasi-informasi casual," kata Head of Marketing Google Indonesia, Veronica Utami dalam konferensi pers peluncuran "Kartu Now" Google App di Jakarta, Senin.
Dalam perkembangannya, terutama di Indonesia, mesin pencari Google, kata Veronica, lebih sering digunakan untuk mencari hal-hal yang bersifat santai atau casual.
"Cara pengguna bertanya pun jadi lebih casual dan lebih fokus pada momen tertentu, misalnya, 'tol dalkot macet enggak', atau 'jam buka hari ini' alih-alih bertanya dengan bahasa yang baku seperti 'kondisi lalu lintas tol dalam kota saat ini' dan lain sebagainya," kata Veronica.
Perubahan itu, salah satunya disebabkan oleh perilaku masyarakat Indonesia, pada khususnya, yang lebih banyak mengakses mesin pencari tersebut melalui ponsel.
Product Manager Google, Joseph Kurachi Luk mengatakan, menurut data Google, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan masyarakatnya sangat cepat dan salah satu negara berkembang "mobile first", di mana masyarakatnya kebanyakan mengakses Google dari ponsel alih-alih PC.
"Itu sebabnya kita meluncurkan fitur 'Kartu Now' untuk Google App pertama kali di Indonesia, bertepatan dengan Ramadhan," kata Joseph.
Kartu Now
Kartu Now adalah fitur terbaru dalam aplikasi Google Now yang dihadirkan Google saat Ramadhan.
Dalam fitur itu, ada tiga aktivitas utama: Rencana, Makanan dan Hiburan. Fitur tersebut akan memberi informasi yang paling banyak dicari oleh pengguna dan menyajikannya.
Bedanya dengan mesin pencari Google biasa, kata Veronica, pengguna tak perlu repot mencari konten, karena konten yang sesuai tiga aktivitas utama tersebut telah tersedia.
Selain itu, perbedaannya dengan Google biasa, adalah konten yang tersedia merupakan konten yang bersifat lokal atau yang dekat dengan pengguna.
"Kita menyediakan konten yang relevan di fitur ini. Google App akan membaca dari kebiasaan pencarian kita lalu memberi feed yang sesuai dengan itu, selain itu, bedanya dengan mesin pencari Google biasa adalah adanya 'search trend' yang menyajikan pencarian yang sedang populer itu soal apa," kata Veronica.
Konten-konten yang disediakan, selain terdiri dari pencarian paling banyak yang dilakukan pengguna, juga terdiri dari konten yang berasal dari mitra Google.
Tak ada partnership khusus dengan para penyedia konten.
"Tidak ada partnership apa-apa, kita kerja sama mutualisme biasa saja. Biasanya mereka sudah ada di YouTube," kata Veronica.
Google App sendiri adalah aplikasi pencarian Google di ponsel yang dilengkapi fitur suara. Google mengembangkan fitur "voice search" yaitu fitur pencarian menggunakan suara.
Untuk melengkapi fitur suara tersebut, bulan lalu Google meluncurkan fitur OK Google untuk setelan ponsel Bahasa Indonesia yang memungkinkan pengguna untuk mencari informasi dari poin mana saja di ponsel mereka.
Pengguna dapat mengatakan "OK Google" untuk mengakses Google App di ponsel dan menanyakan pertanyaan pada Google.
"Kita ingin menyentuh keseharian orang lewat ini, karena semakin hari, orang yang membeli smartphone semakin banyak," katanya.
Dengan hadirnya aplikasi semacam itu, membuat Google menjadi terasa lebih "dekat" dan "hips". Apalagi mengingat banyaknya pengguna yang mengakses melalui ponsel.
Menurut catatan Google, 75 persen dari pengguna mesin pencari tersebut mengaksesnya melalui smartphone.
Pewarta: Oleh Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: