Jakarta (ANTARA News) - Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, yang merupakan waduk terbesar kedua di Tanah Air setelah Waduk Jatiluhur, rencananya akan diairi pada awal Agustus 2015, kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi.

"Pengisian air waduk memerlukan waktu selama 7 bulan atau 219 hari," kata Mudjiadi dalam rilis Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, manfaat utama waduk Jatigede bisa mengairi persawahan hingga seluas 90.000 hektare, dan memiliki sumber air baku dengan kecepatan sebesar 3,5 kubik per detik.

Air baku itu, lanjutnya, bisa digunakan untuk kepentingan wilayah di Sumedang, Majalengka, hingga ke Cirebon.

Selain itu, ujar dia, Waduk Jatigede juga bermanfaat sebagai sumber tenaga bagi PLTA dengan kapasitas hingga 110 megawatt (MW), untuk objek pariwisata dan pengendalian banjir sebesar 14 ribu hektar dikawasan daerah tersebut.

"Termasuk Bandara Kertajati nantinya pasokan air baku dari sini," katanya.

Pembangunan Waduk Jatigede mulai digagas pada 1963, dan pembebasan lahannya dimulai sejak 1982.

Kemudian, desain pembangunan waduk dilakukan pada 1988, serta selanjutnya yaitu proses konstruksi di 2007.

Proses pembangunan waduk ini terkendala masalah sosial, khususnya soal relokasi warga yang kena dampak pembangunan waduk.

Sebelumnya, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mulai membayarkan kompensasi setelah melalui proses verifikasi oleh tim penanganan dampak sosial daerah genangan Bendungan Jatigede selesai.

"Pembayaran kompensasi senilai Rp 741 miliar akan diberikan untuk 11.469 KK, untuk hari ini ada 2000 KK yang dibayarkan santunannya," kata Dirjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi di lokasi pembayaran di Sumedang, Jumat (26/6).

Mudjiadi menargetkan, akhir juli 2015 proses pembayaran tersebut dapat diselesaikan, dan ditargetkan di awal Agustus akan dimulai penggenangan. Mudjiadi mengatakan sebelum pengisian waduk, ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan.

"Pertama adalah pengosongan area genangan berupa pengosongan penduduk, pengosongan satwa dan pemindahan situs,dan tersisa 15 situs dari total 48 situs," tambah Mudjiadi.

Sementara tahap kedua adalah, pembersihan area genangan berupa penebangan pohon di lahan Perhutani 1.300 ha, dan aset-aset PLN, serta rumah tidak berpenghuni.

Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengisian waduk yang akan dilaksanakan selama 219 hari dengan asumsi dimulai awal Agustus 2015.