Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mendatang harus mampu menghadapi dua tantangan besar bagi bangsa yakni radikalisme dan ekonomi.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya di Gedung DPR RI di Jakarta Senin terkait rencana uji kepatutan dan kelayakan calon Kepala BIN, Letjen (Purn) TNI, Sutiyoso.
"Pertama, ancaman terhadap ideologi. Korelasinya akan berujung kepada keutuhan NKRI seperti paham radikalisme dan paham lain yang ingin gantikan eksistensi Pancasila dan UUD 45," kata Tantowi.
Tantangan kedua, kata dia, adalah BIN mampu mengantisipasi agenda yang ada di belakang masuknya investor ke Indonesia.
"Kedua, adalah ancaman terhadap ekonomi. Sebab setiap investasi yang masuk ke Indonesia tidak mungkin tidak diikuti oleh agenda tertentu. Agenda itu yang harus diinvestigasi oleh BIN. Apa motivasi di balik agenda investasi besar-besaran itu," kata politisi Partai Golkar itu.
Oleh karena itu, Komisi I DPR RI akan mendengarkan bagaimana Sutiyoso yang akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan besok tersebut mengantisipasi ancaman itu.
"Kami akan dengar bagaimana Sutiyoso mengantisipasi itu. Ancaman tersebut dibungkus sesuatu yang disebut dengan cyber. Intelejen kedepan tidak lagi konvensional tapi mengarah kepada IT," katanya.
Komisi I DPR RI akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon Kepala BIN, Sutiyoso besok.
"Besok jam 10.00 WIB, Komisi I DPR RI melaksanakan RDP dengan calon Kepala BIN dalam mendengarkan visi dan misi," kata Tantowi.
BIN harus mampu hadapi tantangan radikalisme dan ekonomi
29 Juni 2015 16:36 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015
Tags: