Suatu hari dikisahkan Rasulullah SAW bertemu dengan iblis sang penghuni neraka. “Wahai Rasulullah, ketahuilah bahwa umatmu akan menjadi golonganku apabila mereka lengah dan tidak mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya,” kata Iblis.

Kemudian Rasulullah bertanya kepada iblis, “Hai iblis laknatullah, siapakah dari golonganku yang akan menjadi sahabatmu?”.

Iblis menjawab, “Pertama adalah hakim dan penguasa yang durhaka”.

Lalu Rasulullah bertanya, “Siapa lagi?”.

Iblis berpikir sejenak lalu menjawab, “Orang kaya yang sombong karena mengingkari nikmat Allah, pedagang yang khianat serta pemabuk dan penjudi”.

Mendengar jawaban Iblis, Rasulullah bertanya lagi kepada iblis, “Adakah yang lainnya?”

Iblis menjawab, “Tukang fitnah, orang riya (pamer), dan orang yang pandai mengkhayal tetapi miskin harta karena tidak berbuat."

Untuk kesekian kalinya, Rasulullah bertanya lagi, ”Adakah golongan umatku yang lainnya?”

Iblis menjawab sambil tertawa, ”Ha ha ha... Tentu saja umatmu yang meremehkan (melalaikan) shalat, tidak membayar zakat dan memakan harta anak yatim”.

Cerita di atas menunjukkan sepuluh perkara yang akan mendekatkan dan menjadikan kita sebagai teman iblis.
Iblis menggoda manusia dengan berbagai cara.

Ulama besar Ibnul Qoyyim al Jauziyyah menyebutkan enam tahapan setan mengajak manusia.

Tahap pertama, mengajak manusia agar menjadi kafir atau musyrik.

Jika mereka muslim, beralih ke tahap dua yakni manusia diajak mengamalkan bid’ah.

Jika mereka ahli sunnah, beralih ke tahap tiga yakni manusia diajak melakukan dosa besar.

Jika belum berhasil, beralih ke tahap empat yakni diajak mengerjakan dosa kecil.

Jika belum berhasil, beralih ke tahap lima yakni manusia disibukkan dengan perkara yang mubah sehingga lalai amalan yang berpahala.

Jika belum berhasil juga, beralih ke tahap enam yakni manusia disibukkan dengan amalan yang kurang utama agar meninggalkan amalan yang lebih utama, misalnya manusia disibukkan mengamalkan amalan sunnah daripada yang wajib.

Di dalam Al Qur’an, Allah SWT telah mengingatkan kita tentang godaan bangsa iblis yang selalu mengajak pada jalan kesesatan, antara lain di surat Al A’raf (7) ayat 16-18 yang menyebutkan, “... Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.

Lalu Allah SWT berfirman, “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”.

Demikianlah tekad iblis yang selalu berusaha menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengikuti perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, agar terhindar dari pengaruh iblis yang selalu mengajak ke pintu kesengsaraan, yaitu neraka.

Arief Mujayatno