Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah, turun 37 poin menjadi Rp13.344 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir pekan lalu.

"Kisruh utang Yunani mempengaruhi pasar keuangan Asia pagi ini, termasuk rupiah yang bergerak melemah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Ia mengatakan Yunani menolak persyaratan tambahan yang diajukan oleh Uni Eropa, Dana Moneter Internasional dan Bank Sentral Eropa untuk pengucuran dana bantuan guna menyelesaikan utang yang jatuh tempo 30 Juni 2015.

"Dengan jatuh tempo utang yang datang pada 30 Juni, kepanikan mulai melanda, baik pasar keuangan Yunani maupun global," katanya

Di tengah situasi itu, dia menjelaskan, permintaan terhadap dolar AS akan meningkat dan pelaku pasar keuangan cenderung menempatkan dananya dalam bentuk mata uang yang masuk dalam kategori safe haven atau aman dari gejolak seperti dolar AS.

Di sisi lain, ia mengatakan, inflasi Juni yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya berpeluang menambah sentimen negatif terhadap pergerakan rupiah.

Analis Riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menambahkan bahwa Badan Pusat Statistik akan mengumumkan inflasi Juni pada 1 Juli dan dia memperkirakan inflasi akan sekitar 0,63 persen pada Juni atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

"Besaran Juni akan membentuk inflasi year-on-year sebesar 7,36 persen dari 6,8 persen pada periode yang sama tahun lalu," katanya.