Kemenperin percepat pembangunan kawasan industri Teluk Bintuni
26 Juni 2015 22:42 WIB
Berbincang Menteri Perindustrian Saleh Husin berbincang-bincang dengan Dirjen Industri Kimia, Teksil dan Aneka Kemenperin Harjanto di sela-sela Rapat Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perindustrian dengan Dunia Usaha di Kementerian Perindustrian, 26 Juni 2015. ()
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian berupaya mempercepat pembangunan kawasan industri di Teluk Bintuni, Papua Barat, untuk industri pupuk maupun petrokimia.
"Kami ingin ada percepatan. Kami hari ini mengadakan rapat supaya inginnya ini jangan tenggelam. Karena kalau tidak ditekuni ini kelihatannya akan tenggelam," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto di Jakarta, Jumat.
Harjanto mengatakan, pihaknya bahkan akan menggelar rapat rutin, sebulan dua kali, untuk membahas tentang pembangunan kawasan industri di Indonesia Timur tersebut.
Menurutnya, terdapat tiga hal yang akan dibahas secara fokus, pertama soal alokasi dan harga gas, pembebasan dan pengelolaan lahan, serta Penyertaan Modal Negara (PMN).
Terkait alokasi dan harga gas, Harjanto mengatakan pihak Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian, Kementerian ESDM, Kemenkeu, Kemeneg BUMN, dan juga SKK Migas untuk mencari titik temu dari harga gas untuk industri.
"Kami berupaya melakukan koordinasi agar industri pupuk bisa berkembang di sana. Karena persoalannya hanya di harga (gas) saja sebetulnya," ujar Harjanto.
Kemudian, terkait persoalan lahan, akan ada kajian untuk menetapkan kawasan industri di sana menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN).
"Kalau soal PMN, ini memang harus ada koordinasi dengan Meneg BUMN. Karena Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin akan membeli kawasan dan sebagainya," kata Harjanto.
Harjanto berharap, dengan upaya percepatan tersebut, maka kawasan industri Teluk Bintuni betul-betul bisa dibangun.
"Kami ingin ada percepatan. Kami hari ini mengadakan rapat supaya inginnya ini jangan tenggelam. Karena kalau tidak ditekuni ini kelihatannya akan tenggelam," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto di Jakarta, Jumat.
Harjanto mengatakan, pihaknya bahkan akan menggelar rapat rutin, sebulan dua kali, untuk membahas tentang pembangunan kawasan industri di Indonesia Timur tersebut.
Menurutnya, terdapat tiga hal yang akan dibahas secara fokus, pertama soal alokasi dan harga gas, pembebasan dan pengelolaan lahan, serta Penyertaan Modal Negara (PMN).
Terkait alokasi dan harga gas, Harjanto mengatakan pihak Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian, Kementerian ESDM, Kemenkeu, Kemeneg BUMN, dan juga SKK Migas untuk mencari titik temu dari harga gas untuk industri.
"Kami berupaya melakukan koordinasi agar industri pupuk bisa berkembang di sana. Karena persoalannya hanya di harga (gas) saja sebetulnya," ujar Harjanto.
Kemudian, terkait persoalan lahan, akan ada kajian untuk menetapkan kawasan industri di sana menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN).
"Kalau soal PMN, ini memang harus ada koordinasi dengan Meneg BUMN. Karena Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin akan membeli kawasan dan sebagainya," kata Harjanto.
Harjanto berharap, dengan upaya percepatan tersebut, maka kawasan industri Teluk Bintuni betul-betul bisa dibangun.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: