KKP Pekanbaru simulasikan kontijensi penanggulangan MERS CoV
24 Juni 2015 22:48 WIB
ilustrasi Perawatan Pasien Terduga Mers Cov Perawat berjalan saat akan memberi makan pada seorang pasien terduga terjangkit Middle East Respiratory Symptom Coronavirus (MERS CoV) di Ruang Isolasi Khusus RSU Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/6/15).(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Pekanbaru (ANTARA News) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru, Provinsi Riau, akan konsep Simulasi Kontinjensi Penanggulangan MERS CoV berbasis wilayah.
"Kegiatan simulasi sebenarnya telah dilakukan di bandara, namun untuk konsep wilayah belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu KKP berharap pada kunjungan Menkes RI nanti bisa disosialisasikan kemasyarakat tentang tatalaksana penanggulangan MERS CoV,"kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Pekanbaru Dr HM Budi Hidayat, di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan itu terkait MERS, atau penyakit sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Coronavirus baru (CoV).
Budi selain menyampaikan alur dan skenario simulasi beserta peralatan yang diperlukan, KKP juga menjadwalkan pelaksanaan pada salah satu lokasi dengan dua pilihan tempat yaitu, halaman kantor gubernur Riau, atau di Bandara Sultan Syarif Qasim Pekanbaru.
"Simulasi pernah dilakukan di bandara, namun untuk konsep wilayah belum pernah, sehingga tahun ini bisa dilakukan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan "CoV ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012, dan Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa untuk Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril dalam keterangannya di Pekanbaru, Minggu.
Menurut dia, gejala MERS umum termasuk demam, batuk dan sesak napas. Gejala umum lainnya adalah pneumonia, tetapi tidak selalu ada.
"Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan sebagai petunjuk umum penyakit MERS ini," katanya.
"Kegiatan simulasi sebenarnya telah dilakukan di bandara, namun untuk konsep wilayah belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu KKP berharap pada kunjungan Menkes RI nanti bisa disosialisasikan kemasyarakat tentang tatalaksana penanggulangan MERS CoV,"kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Pekanbaru Dr HM Budi Hidayat, di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan itu terkait MERS, atau penyakit sindrom pernapasan Timur Tengah adalah suatu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Coronavirus baru (CoV).
Budi selain menyampaikan alur dan skenario simulasi beserta peralatan yang diperlukan, KKP juga menjadwalkan pelaksanaan pada salah satu lokasi dengan dua pilihan tempat yaitu, halaman kantor gubernur Riau, atau di Bandara Sultan Syarif Qasim Pekanbaru.
"Simulasi pernah dilakukan di bandara, namun untuk konsep wilayah belum pernah, sehingga tahun ini bisa dilakukan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan "CoV ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012, dan Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa untuk Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril dalam keterangannya di Pekanbaru, Minggu.
Menurut dia, gejala MERS umum termasuk demam, batuk dan sesak napas. Gejala umum lainnya adalah pneumonia, tetapi tidak selalu ada.
"Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan sebagai petunjuk umum penyakit MERS ini," katanya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: