Pada 10 Mei, satu pesawat angkut militer Airbus A400M jatuh di luar Seveille menewaskan empat awak dan menyebabkan Inggris dan Jerman tidak menerbangkan pesawat angkut kargo dan tentara Eropa.
Tiga pesawat uji yang dimiliki ADS serta 12 pesawat yang telah dikirimkan pada pelanggan sebelum kecelakaan yang terjadi pada bulan Mei lalu tidak merasakan dampak apapun dari larangan tersebut.
Rencana produksi tahun ini sedang dikaji ulang menyusul kecelakaan itu. Namun, ADS masih menargetkan paling sedikit 13 pesawat untuk 2015, ditambah empat unit lain yang masih tergantung pada hasil uji terbang musim panas ini.
Dua pesawat yang seharusnya dikirimkan pada waktu kecelakaan terjadi diharapkan akan dapat dikirimkan dalam beberapa hari mendatang, dan sejumlah unit berikut akan menyusul pekan-pekan selanjutnya.
Head of Military Aircraft, Fernando Alonso, mengatakan, “Kami menghargai tindakan sigap yang diambil oleh otoritas Spanyol dalam mengembalikan izin terbang kami tanpa pembatasan, serta kesabaran dan dukungan para pelanggan kami di minggu-minggu belakangan ini.”
“Kami telah dan masih akan terus bekerja keras untuk mengembalikan jadwal seperti semula sembari terus mendukung jalannya investigasi,” katanya.
The Wall Street Journal pada 3 Juni lalu menulis, para peneliti kecelakaan A400M bernomor seri MSN23 yang terjadi di dekat Bandara San Pablo, Sevilla, Spanyol, pada 9 Mei itu menemukan ada masalah dalam sistem suplai tenaga pada tiga dari empat mesinnya.
Bukan pada struktur pesawat terbang terletak masalahnya, melainkan pada perangkat lunak yang mengatur sistem penyaluran tenaga itu.
A400M pernah hadir di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 2012, untuk terbang demonstrasi bagi para peletak kebijakan negara dan jurnalis.