Beirut (ANTARA News) - Juru bicara Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) menolak mengomentari apakah fokus pasukan koalisi pemberontak Suriah kini beralih ke ISIS, dan menyatakan operasi merebut Raqa kemungkinan tidak bisa dilakukan segera.

Kurdi Suriah dan sekutu-sekutunya terus maju mendesak ISIS, Selasa waktu setempat, dengan menduduki sebuah kota yang strategis sehari setelah menguasai pangkalan militer di dekat markas besar ISIS di Raqa.

"Ain Issa berada dalam penguasaan penuh kami, bersama dengan lusinan desa di daerah sekitarnya," kata Redur Khalil kepada AFP.

"Raqa masih jauh dan sangat terlindung, membutuhkan pasukan dan persenjataan besar untuk merebutnya," kata dia.

Analis masalah Kurdi, Mutlu Civiroglu, juga menyatakan ofensif ke Raqa akan membutuhkan perencanaan yang cermat dan senjata tambahan untuk YPG dan sekutunya yang akan memilih mengkonsolidasikan kekuatannya di Tal Abyad dan daerah sekitarnya.

Selasa kemarin ISIS merilis video mengerikan mengenai pembunuhan 16 orang yang dituduh "mata-mata".

ISIS menenggelamkan orang-orang ini, memenggal kepala mereka dengan bahan peledak, dan menimbun mereka ke sebuah kendaraan untuk kemudian ditembaki RPG.

Video ini muncul setelah ISIS merilis video penghancuran dua situs kuno mausoleum di Palmyra, demikian AFP.