Charleston, South Carolina (ANTARA News) - Ratusan orang memadati Gereja Afro Amerika Emanuel di Charleston untuk misa emosional beberapa hari setelah seorang pria bersenjata yang disebut polisi dengan orang kulit putih berusia 21 tahun, menembak mati sembilan warga kulit hitam anggota jemaat gereja ini.
"Kita diingatkan pagi ini pada kematian tiba-tiba yang datang bagaikan pencuri di malam hari," kata Pendeta Norvel Goff kepada 400 orang anggota jemaat, demi mengenang mereka yang dibumuh Rabu pekan lalu oleh penembakan membabi buta.
Polisi bersenjata memerika tas-tas di pintu gereja yang merupakan gereja Afro Amerika tertua di AS bagian selatan.
Tersangka penembakan, Dylann Roof, ditangkap Kamis pekan lalu dan didakwa telah membunuh sembilan orang.
Pembantaian ini kembali mengangkat masalah terpecahnya bangsa akibat isu ras dan kejahatan bersenjata di Amerika Serikat dan debat soal pengawasan negara atas hak wagra memiliki senjata, demikian Reuters.
Ratusan panjatkan doa untuk korban penembakan gereja
22 Juni 2015 06:05 WIB
Pemimpin hak sipil Pendeta Al Sharpton berdoa di Gereja Baptis Misionaris di Charleston Utara, Carolina Selatan, Amerika Serikat, Minggu (12/4) (REUTERS/Randall Hill )
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: