Jakarta (ANTARA News) - Industri galangan kapal nasional terus diperkuat seiring program poros maritim yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, di mana kemampuan galangan nasional membangun kapal bakal ditopang industri komponen kapal dalam negeri.

Untuk mempercepatnya, Kementerian Perindustrian mendorong industri di luar perkapalan melakukan diversifikasi dan ikut memproduksi komponen kapal.

"Strateginya, kita rangkul dan dorong pelaku industri mobil, logam, produsen mesin untuk juga memproduksi komponen kapal. Mereka sudah memiliki keahlian dan peralatan," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Batam melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Industri komponen diharapkan mengiringi penguatan industri galangan kapal, di mana saat ini, industri galangan kapal nasional terus tumbuh sejalan penguatan sektor maritim. "Pertamina sudah memasukkan pesanan kapal ke galangan-galangan kita. Begitu juga kapal Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP). Ini menggerakkan industri," kata Menperin.

Diketahui, di galangan PT Anggrek Hitam misalnya, tengah dibangun dua kapal tanker milik Pertamina, MT Parigi dan MT Pattimura, masing-masing berbobot mati 17.500 DWT.

Saat ini, Pertamina sedang membangun 10 kapal tanker di beberapa galangan kapal di Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap industri perkapalan.

Soal program penguatan industri perkapalan nasional, Menperin memaparkan program insentif fiskal yang berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk impor komponen kapal yang tertuang dalam PMK nomor 249/PMK011/2014.

Selain itu, melalui PP 146/2000 jo PP 38/2003 tentang fasilitas fiskal untuk impor dan/atau penyerahan kapal laut, pesawat udara, kereta api dan suku cadangnya.

"Saat ini sedang diproses pembentukan RPP pengganti PP 38/2003 yang akan mengubah fasilitas PPN dari dibebaskan menjadi tidak dipungut," ujarnya.

Meskipun fasilitas tetap diberikan hanya kepada pengguna armada kapal, imbuh Menperin, namun galangan kapal dapat menikmati fasilitas ini dengan mengkreditkan pajak masukan.

Terkait RPP tersebut, Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kemenperin Hasbi Assiddiq Syamsuddin mengatakan draft sudah berada di Setneg.

"Kami optimistis, segera menjadi PP dan mulai berlaku untuk mengakselerasi industri kita," ujarnya.