Sukoharjo (ANTARA News) - Perajin keranjang parcel dari bahan rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, selama Ramadhan kebanjiran pesanan dari berbagai daerah.

Madimin (56) seorang perajin di Desa Trangsan, Gatak Sukoharjo, Jumat, mengatakan, memasuki bulan Ramadhan saat ini, jumlah pesanan keranjang parcel rotan produksi Desa Trangsan, sudah mencapai 7.000 biji yang datang dari Yogyakarta, Semarang, dan Solo.

Menurut Madimin, kondisi pesanan keranjang parcel tersebut akan terus bertambah hingga mendekati Lebaran mendatang.

"Saya perkirakan pesanan keranjang parcel Lebaran 2015, meningkat hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Menurut dia, jumlah pesanan keranjang parcel produksinya pada tahun sebelumnya mencapai 10.000 biji, dan kini diperkirakan meningkat hingga sekitar 13.000 biji. Karena, pesanan terus datang dari berbagai daerah baik Jateng maupun DI Yogyakarta.

Menyinggung soal persediaan bahan baku rotan, Madimin mengatakan tidak ada masalah karena stoknya cukup melimpah. Di desa Trangsan ini, jumlah perajin rotan banyak sekali hingga ratusan orang, karena hampir semua rumah mengerjakan kerajinan mebel rotan.

Madimin mengatakan pihaknya dalam kemampuan produksi keranjang parcel rotan rata-rata sekitar 30 hingga 40 biji per hari. Keranjang dijual bervariasi dari harga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per biji tergantung ukuran dan kualitasnya.

"Pada bulan puasa ini, memang berkah bagi para perajin rotan karena kebanjiran pesanan terutama keranjang parcel. Bisa dilihat setiap rumah warga Trangsan mengerjakan kerajinan rotan termasuk keranjang parcel dan mebel," kata Madimin yang mengaku mulai usaha kerajinan rotan sejak 1970-an.

Lasiem (67) perajin liannya di Dukuh Kerten Desa Trangsan RT 01 RW 06 mengatakan, pihaknya memang menerima pesanan keranjang parcel dari Solo dan Semarang yang mencapai sekitar 5.000 biji selama Ramadhan ini.

"Jumlah pesanan ini, diperkirakan akan bertambah hingga mendekati Lebaran nanti. Ramadhan tahun lalu, jumlah pesanan sekitar 4.000 hingga 5.000 biji," kata Lasiem seorang nenek memiliki lima cucu dengan semangat menyelesaikan pesanan kerannjang parcelnya.

Lasiem mengaku dirinya memang harus mengerjakan usaha kerajian rotan tersebut sendiri dan kadang dibantu tiga anaknya.

"Saya ditinggal suami, meninggal dunia sudah tiga tahun ini, sehingga saya harus melanjutkan usaha ini," katanya.

Lasiem menjelaskan keranjang parcel buatannya berbeda dengan lainnya, karena setiap sambungan diikat dengan lilitan kulit rotan sehingga memiliki kekuatan lebih dan kelihatan indah. Produk perajin lainnya sebagian besar dengan dipaku pada setiap sambungan keranjang parcel.

"Saya menjual keranjang parcel ini, hanya Rp6.000 untuk ukuran kecil dan Rp22 ribu untuk ukuran besar. Jika sudah jadi sekitar 300 hingga 400 biji langsung diambil pemesan di Solo," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengerjakan mebel bahan baku rotan, dan setiap satu set meja kursi untuk kebutuhan pasar lokal seharga sekitar Rp400 ribu hingga Rp600 ribu.

"Ramadhan ini, memang menjadi berkah bagi perajin keranjang parcel," kata Lasiem yang mengaku usaha keluarga kerajinan rotan ini sudah turun-temurun dari kakeknya.