Inafis kerahkan teknologi "Mambis" selidiki kasus Engeline
19 Juni 2015 14:38 WIB
Sejumlah gambar Angeline, bocah korban kekerasan, ditampilkan melalui layar dalam Sprites Art and Creative Biennale 2015 Moment #1 di Pantai Tandjung Sari, Sanur, Bali, Selasa (16/6). Selain mempertontonkan seni video dan musik, para seniman dan pengunjung memberi waktu mengenang Angeline. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Denpasar (ANTARA News) - Tim Inafis atau Sistem Identifikasi Sidik Jari Indonesia Markas Besar Polri mengerahkan kecanggihan teknologi "mambis" atau sistem identifikasi multibiometrik otomatis untuk mengungkap kasus pembunuhan Engeline.
"Itu untuk membuka identitas, salah satunya mengungkap sidik jari," kata Kepala Kepala Pusat Inafis Mabes Polri Brigadir Jenderal Bekti Suhartono ditemui di Mapolda Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, tim saat ini tengah melakukan olah di tempat kejadian perkara di kediaman Margriet di Jalan Sedap Malam Denpasar guna mengumpulkan bukti-bukti tambahan dalam mengungkap tewasnya bocah malang itu.
"Pokoknya semua kami perbantukan untuk mengungkap lebih cepat," ucapnya.
Mambis merupakan peralatan canggih yang digunakan untuk mengetahui identitas seseorang dengan cepat hanya dengan menempelkan jari kemudian akan muncul data identitas sesuai dengan yang tercantum dalam KTP elektronik.
Untuk beberapa kalinya, tim dari Inafis Polda Bali dibantu Mabes Polri kembali melakukan olah TKP di lokasi itu salah satunya juga didukung dengan peralatan pemindai atau "scanner" untuk memindai adanya bukti atau temuan di TKP.
Alat tersebut juga digunakan untuk memetakan lokasi kejadian.
Selain mengerahkan peralatan tersebut, Mabes Polri juga memberikan bantuan peralatan berupa "lie detector" atau alat pendeteksi kebohongan yang diberikan kepada dua tersangka kasus pembunuhan dan penelantaraan anak.
Alat itu digunakan untuk mengetes keterangan yang diberikan oleh Agus, tersangka yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Engeline dan Margriet yang diduga melakukan penelantaran anak.
Polisi saat ini tengah memperdalam semua bukti-bukti baik berupa barang dan keterangan dari saksi, saksi ahli, surat dan dokumen serta petunjuk lain untuk mengungkap kasus kematian bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar itu.
"Itu untuk membuka identitas, salah satunya mengungkap sidik jari," kata Kepala Kepala Pusat Inafis Mabes Polri Brigadir Jenderal Bekti Suhartono ditemui di Mapolda Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, tim saat ini tengah melakukan olah di tempat kejadian perkara di kediaman Margriet di Jalan Sedap Malam Denpasar guna mengumpulkan bukti-bukti tambahan dalam mengungkap tewasnya bocah malang itu.
"Pokoknya semua kami perbantukan untuk mengungkap lebih cepat," ucapnya.
Mambis merupakan peralatan canggih yang digunakan untuk mengetahui identitas seseorang dengan cepat hanya dengan menempelkan jari kemudian akan muncul data identitas sesuai dengan yang tercantum dalam KTP elektronik.
Untuk beberapa kalinya, tim dari Inafis Polda Bali dibantu Mabes Polri kembali melakukan olah TKP di lokasi itu salah satunya juga didukung dengan peralatan pemindai atau "scanner" untuk memindai adanya bukti atau temuan di TKP.
Alat tersebut juga digunakan untuk memetakan lokasi kejadian.
Selain mengerahkan peralatan tersebut, Mabes Polri juga memberikan bantuan peralatan berupa "lie detector" atau alat pendeteksi kebohongan yang diberikan kepada dua tersangka kasus pembunuhan dan penelantaraan anak.
Alat itu digunakan untuk mengetes keterangan yang diberikan oleh Agus, tersangka yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Engeline dan Margriet yang diduga melakukan penelantaran anak.
Polisi saat ini tengah memperdalam semua bukti-bukti baik berupa barang dan keterangan dari saksi, saksi ahli, surat dan dokumen serta petunjuk lain untuk mengungkap kasus kematian bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar itu.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: