Pandeglang (ANTARA News) - Pada hari pertama Ramadhan, pedagang ketimun suri, buah untuk bahan rujak, bermunculan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Pantauan, Kamis, menunjukkan pedagang ketimun suri di antaranya berada di Kampung Karangtanjung, Kampung Cigadung, Pagadungan, Kecamatan Karangtanjung dan Kampung Tapen, Kecamatan Cadasari.
Buah beraroma khas yang selalu ada pada bulan suci Ramadhan tersebut, dijajakan di pinggir jalan di atas meja atau dengan cara digantung menggunakan seutas tali rapia.
Karena "baru muncul" maka harga jual buah tersebut masih cukup tinggi. Untuk yang berukuran kecil Rp2.000/buah, sedang Rp5.000/buah dan besar Rp10 ribu/buah.
"Sekarang harga beli dari petani masih tinggi, karena baru sebagian kecil yang sudah panen, jadi kita juga menjual relatif mahal," kata Ucah, penjual ketimun suri di Kampung Karangtanjung.
Menurut dia, buah ketimun suri akan "banjir" memasuki beberapa hari Ramadhan karena sebagian besar tanaman rambat tersebut memasuki masa panen.
"Para petani sudah memiliki hitungan dalam menanam ketimun suri, yakni memasuki Ramadhan bisa dipanen, tapi biasanya produksi maksimal sepekan memasuki ramadhan, makanya harganya akan murah.
Yuri, pedagang ketimun di Kampung Pagadungan mengaku, setiap tahun berjualan ketimun suri dan mendapatkan barang dagangannya itu dari petani di Pandeglang.
Ia menjelaskan, sentra pengembangan ketimun suri di Kabupaten Pandeglang berada di Kecamatan Cikeudal dan Menes.
"Kalau dari dua daerah itu sudah panen ketimun suri akan melimpah. Bahkan sering juga pedagang dari Jakarta membeli dari petani di Cikeudal dan Menes untuk dijual di ibu kota," katanya.
Pedagang ketimun suri bermunculan di Pandeglang
18 Juni 2015 20:58 WIB
Penjual Timun Suri Meningkat Pedagang memeriksa kematangan timun suri dengan di Alun-alun Serang, Banten, Kamis (18/6). Memasuki bulan Ramadan omset penjualan timun suri yang dijual seharga Rp5.000 per kg itu meningkat dari 40 kg per hari menjadi 70 kg per hari. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahma)
Pewarta: Sambas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: