Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo menilai, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan menghadapi bom waktu karena mewarisi defisit neraca perdagangan dan defisit neraca pembayaran.
"Saya melihat pemerintahan saat ini bebannya semakin berat," kata Eddy, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Menurut Eddy, defisit neraca perdagangan dan defisit neraca pembayaran tersebut terjadi pada kuartal pertama tahun 2013.
Ia juga menilai, utang luar negeri Indonesia yang jumlahnya mencapai Rp2.000 triliun menjadi beban berat pemerintahan saat ini.
"Meskipun kondisi perekonomian nasional saat ini semakin berat tapi tim ekonomi di kabinet kerja, telah berupaya melakukan terobosan untuk menumbuhkan optimisme," katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini melihat, Menteri Keuangan sudah melakukan stimulus fiskal yakni akselerasi eksekusi pembelanjaan modal pemerintah secara cepat.
Menurut dia, tantangan yang dihadapi saat ini adalah penyerapannya.
Eddy menambahkan, Pemerintah melalui Menteri Keuangan juga terus mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat melalui program-program yang dapat langsung dirasakan manfaatnya, misalnya dana desa.
Menurut Eddy, siklus ekonomi nasional saat ini memang sedang menurun, akibatnya ekspor nasional juga menurun dan berimbas pada transaksi berjalan serta penurunan impor.
"Ekonomi nasional saat ini masih dalam transisi," katanya.
Kondisi ini, kata dia, merupakan ekses dari kondisi ekonomi global yang sedang kurang menguntungkan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Legislator: pemerintahan hadapi defisit neraca perdagangan
16 Juni 2015 22:45 WIB
ilustrasi - (FOTO ANTARA News)
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: