Sukabumi (ANTARA News) - Data jasa Western Union di Kantor Pos Cabang Sukabumi, Jawa Barat selama sejak dua pekan menjelang Ramadhan, kiriman uang TKI mencapai puluhan miliar rupiah bahkan ada kenaikan sekitar 20 persen.

"Sesuai data yang kami miliki terhitung dari 1-15 Juni kiriman uang untuk keluarganya di Sukabumi dari TKI yang bekerja di luar negeri mencapai Rp40.160.529.986 dengan jumlah transaksi mencapai 8.518 kali," kata Manajer Pemasaran PT Pos Indonesia Cabang Sukabumi Firmansyah di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, sudah menjadi tradisi setiap menjelang Ramadhan dan Idul Fitri warga Sukabumi yang bekerja menjadi TKI mengirikan uangnya untuk kebutuhan keluarganya di dalam negeri. Bahkan, cukup banyak TKI yang mengirim uangnya dua hingga tiga kali dalam menghadapi dan merayakan hari besar keagamaan ini.

Dari pantauannya, peningkatan jumlah kiriman uang TKI atau remitansi terjadi sejak sepekan menjelang Ramadhan ini dan puncak pengiriman uang TKI ini akan terjadi menjelang Idul Fitri. Ia mengatakan, jumah pengiriman cukup tinggi karena saat ini masih banyak warga dari Sukabumi yang bekerja menjadi TKI.

"Mayoritas kiriman uang tersebut berasal dari negara-negara di Timur Tengah, untuk jumlahnya bervariasi dan kami tidak akan sepeserpun memotong hak si penerima," tambahnya.

Firmansyah mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan keluarga TKI yang mengambil uang, seluruh loket di Kantor Pos akan dibuka baik di cabang maupun cabang pembantu. Sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh datang ke Kantor Pos Cabang Sukabumi, tetapi bisa datang ke Kantor Pos terdekat di daerahnya masing-masing.

Untuk antisipasi terjadinya tidak pidana seperti perampokan, pencopetan, pencurian dan lain-lain kepada keluarga TKI yang tengah mengambil uangnya, katanya, PT Pos Indonesia sudah berkoordinasi dengan petugas dari Polres Sukabumi Kota dan Polres Sukabumi. Namun, penjagaan ini hanya sebatas di lingkungan Kantor Pos saja.

"Kami mengimbau kepada keluarga TKI yang hendak mengambil uang agar tidak sendirian serta selalu waspada dan tidak percaya dengan orang yang baru dikenal dengan tujuan antisipasi terjadinya tindak kriminalitas," katanya.