Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat Nasional Kota Yogyakarta akan menyelenggarakan Pesantren Becak yang diikuti puluhan pengemudi becak selama Ramadhan bertempat di Masjid Diponegoro Kompleks Balai Kota Yogyakarta.

"Kami ingin memuliakan pengemudi becak. Selama bulan puasa, mereka harus berjuang keras untuk menjalankan ibadah puasa," kata Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta Misbachrudin di Yogyakarta, Selasa.

Pengemudi becak yang akan mengikuti pesantren dengan tema "Golek Ganjaran Oleh Bayaran" (mencari pahala mendapat penghasilan) berjumlah 49 orang, melampaui target awal sebanyak 25 orang. Peserta dibatasi 49 orang karena keterbatasan tempat.

Setiap pengemudi becak yang terdaftar sebagai peserta pesantren akan memperoleh berbagai fasilitas seperti penginapan dan tempat parkir becak, konsumsi berbuka puasa, konsumsi tadarus Al Quran, konsumsi sahur, perlengkapan mandi, Al Quran, sarung, baju, kaos, peci dan tas.

Peserta yang mampu menjalankan seluruh kegiatan selama mengikuti pesantren akan memperoleh tambahan uang sebesar Rp1 juta dan bingkisan bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, roti, teh dan kopi.

"Setiap peserta harus mengikuti tes kesehatan terlebih dulu. Kami ingin memastikan seluruh peserta dalam kondisi sehat karena kegiatan akan dimulai dari subuh hingga malam hari," katanya.

Sejumlah kegiatan yang sudah disiapkan untuk pengemudi becak tersebut dimulai pada pukul 03.30 WIB yaitu sahur, sholat subuh berjamaah, pengajian dan tadarus Al Quran.

Kegiatan dilanjutkan pukul 11.30 WIB yaitu sholat dzuhur berjamaah dan pengajian. Pada pukul 15.00 WIB dilakukan sholat ashar berjamaah pengajian, berbuka puasa bersama hingga sholat tarawih.

Mulai 21-27 Ramadhan ada tambahan kegiatan yaitu sholat lail dan itikaf pada pukul 01.00 WIB hingga 03.00 WIB.

"Di sela-sela kegiatan Ramadhan, para pengemudi becak itu bisa tetap menjalankan profesinya untuk mendapatkan penghasilan," katanya.

Seluruh peserta juga diminta membuat surat pernyataan untuk mengikuti seluruh aturan dan kegiatan yang telah ditetapkan sehingga diharapkan tidak ada pengemudi becak yang berhenti di tengah kegiatan.

Sebagian besar pengemudi becak yang mengikuti pesentren berusia lebih dari 50 tahun. Pengemudi tidak hanya berasal dari pengemudi becak tradisional tetapi ada lima pengemudi becak motor. Sebagian besar pengemudi becak menyatakan bukan perokok.

"Ada yang sudah bisa bacaan dan praktik wudlu, sholat, dan membaca Al Quran namun ada juga yang belum," katanya.

Selain materi agama, beberapa materi tambahan juga disiapkan untuk pengemudi becak di antaranya soal ketertiban lalu lintas, kesehatan, hingga cara merawat jenazah.

"Harapannya, tahun depan akan ada kegiatan serupa. Sudah ada usulan kegiatan pesantren untuk tukang sampah," katanya.