Kopi spesialti Indonesia tembus pasar Nordic
16 Juni 2015 02:21 WIB
Para pengunjung pameran mencoba kopi yang dipamerkan dalam satu pameran dagang yang dilaksanakan oleh Departemen Perdagangan RI. (kemendag.go.id)
London (ANTARA News) - KBRI Brussel menggandeng Kementerian Perindustrian, Pertanian, Perdagangan, Pemerintah Provinsi Aceh dan Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI) berpartisipasi dalam World of Coffee expo 2015 yang diselenggarakan Specialty Coffee Association Europe (SCAE) guna memperkuat penetrasi pasar kopi spesialti Indonesia di pasar Nordic, dari tanggal 16 hingga 18 Juni mendatang.
Atase Pertanian KBRI Brussels, Catur Sugiyanto, kepada Antara Senin mengatakan pada event kali ini, Indonesia memasarkan 10 kopi yang sudah memiliki sertifikat Indikasi Geografis dan membawa 45 jenis kopi single origin untuk diperkenalkan di pasar Nordic.
Pavillion Indonesia menempati area 85 meter persegi berhadapan dengan area kompetisi olah kopi (roasting, latte, taste, dan brewing), sehingga akan menjadi pusat perhatian pengunjung. Indonesia mengusung tema Home of World Finest Coffee dalam kerangka Remarkable Indonesia.
Pavilion dilengkapi dengan peta lokasi kopi yang sudah bersertifikat indikasi geografis untuk memperkuat pesan kepada pengunjung bahwa Indonesia kaya kopi bercitarasa tinggi.
World of Coffee Expo dipilih menjadi media memperkuat penetrasi pasar kopi mengingat event ini sudah diakui secara global, dilakukan secara rutin berpindah dari satu kota ke kota yang lain, dan selalu menjadi arena mencari kopi pilihan, membuat network baru, serta melakukan kontrak pembelian.
Dikunjungi lebih dari 35. 000 pengunjung dalam setiap expo yang berkepentingan dalam bisnis kopi dari berbagai penjuru, kesempatan untuk memasarkan kopi spesialti Indonesia menjadi lebih besar.
Partisipasi Indonesia dalam expo kopi juga digelar di Dublin pada tahun 2014. Kopi Gayo Aceh, Bali Kintamani, Java Preanger, dan Ijen Raung dipasarkan dalam expo tersebut dan direspon positif pasar dengan kontrak pengiriman Kopi Gayo dan Java Preanger.
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dari Toraja, Flores Bajawa, dan Jawa Barat juga hadir berinteraksi langsung dengan pecinta kopi di wilayah Irlandia dan sekitarnya.
Strategi memperkuat posisi pasar kopi spesialti Indonesia di pasar Eropa terus dilakukan. Hal ini mengingat dari 10 besar negara dengan konsumsi kopi tertinggi, sembilan diantaranya adalah negara di Eropa seperti Finlandia, Norwegia, Swedia, Belanda, Denmark, Jerman dan Belgia.
Branding kopi dengan perlindungan indikasi geografis, organik, dan 90 persen dihasilkan petani kecil terus diperkuat. Selain itu berkomitmen untuk tidak hanya mengekspor kopi dalam bentuk biji (green) namun juga olahan memperoleh nilai tambah di dalam negeri.
Atase Pertanian KBRI Brussels, Catur Sugiyanto, kepada Antara Senin mengatakan pada event kali ini, Indonesia memasarkan 10 kopi yang sudah memiliki sertifikat Indikasi Geografis dan membawa 45 jenis kopi single origin untuk diperkenalkan di pasar Nordic.
Pavillion Indonesia menempati area 85 meter persegi berhadapan dengan area kompetisi olah kopi (roasting, latte, taste, dan brewing), sehingga akan menjadi pusat perhatian pengunjung. Indonesia mengusung tema Home of World Finest Coffee dalam kerangka Remarkable Indonesia.
Pavilion dilengkapi dengan peta lokasi kopi yang sudah bersertifikat indikasi geografis untuk memperkuat pesan kepada pengunjung bahwa Indonesia kaya kopi bercitarasa tinggi.
World of Coffee Expo dipilih menjadi media memperkuat penetrasi pasar kopi mengingat event ini sudah diakui secara global, dilakukan secara rutin berpindah dari satu kota ke kota yang lain, dan selalu menjadi arena mencari kopi pilihan, membuat network baru, serta melakukan kontrak pembelian.
Dikunjungi lebih dari 35. 000 pengunjung dalam setiap expo yang berkepentingan dalam bisnis kopi dari berbagai penjuru, kesempatan untuk memasarkan kopi spesialti Indonesia menjadi lebih besar.
Partisipasi Indonesia dalam expo kopi juga digelar di Dublin pada tahun 2014. Kopi Gayo Aceh, Bali Kintamani, Java Preanger, dan Ijen Raung dipasarkan dalam expo tersebut dan direspon positif pasar dengan kontrak pengiriman Kopi Gayo dan Java Preanger.
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dari Toraja, Flores Bajawa, dan Jawa Barat juga hadir berinteraksi langsung dengan pecinta kopi di wilayah Irlandia dan sekitarnya.
Strategi memperkuat posisi pasar kopi spesialti Indonesia di pasar Eropa terus dilakukan. Hal ini mengingat dari 10 besar negara dengan konsumsi kopi tertinggi, sembilan diantaranya adalah negara di Eropa seperti Finlandia, Norwegia, Swedia, Belanda, Denmark, Jerman dan Belgia.
Branding kopi dengan perlindungan indikasi geografis, organik, dan 90 persen dihasilkan petani kecil terus diperkuat. Selain itu berkomitmen untuk tidak hanya mengekspor kopi dalam bentuk biji (green) namun juga olahan memperoleh nilai tambah di dalam negeri.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: