Denpasar (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Bali menggunakan alat pendeteksi kebohongan untuk memeriksa kebenaran keterangan tersangka kasus pembunuhan Angeline, anak perempuan delapan tahun yang jenazahnya ditemukan dikubur di belakang rumah keluarga angkatnya setelah dilaporkan hilang.

Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie di Denpasar, Senin, menjelaskan polisi menggunakan alat uji kebohongan untuk memeriksa Agus, tersangka pembunuh Angeline, dan Margriet Christina Megawe, ibu angkat Angeline yang menjadi tersangka kasus penelantaran anak.

"Itu alat untuk mengetahui apakah tersangka dalam memberikan keterangan bohong atau menjelaskan secara benar," katanya.

Polisi menggunakan alat uji kebohongan yang didatangkan dari Markas Besar Polri pada Minggu (14/6) karena keterangan Agus dan Margriet selalu berubah.

Dengan alat itu nanti kedua tersangka dengan kasus yang berbeda ini bisa dipertanggungjawabkan ketika memberikan keterangan selaku terdakwa di pengadilan yang menghasilkan keyakinan hakim, kata mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri itu.

Angeline dilaporkan hilang pada 16 Mei. Polisi menemukan jenazah bocah kelas 2-B SDN 12 Kesiman itu di belakang rumah keluarga angkatnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar pada 10 Juni.

Polisi menetapkan Agus, mantan pembantu Margriet (60), sebagai tersangka pembunuh Angeline dan menetapkan Margriet sebagai tersangka kasus penelantaran anak.