Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Police Watch (IPW) menilai prioritas utama Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian adalah mengurai masalah kemacetan di Jakarta yang bisa disebut tantangan terbesar Tito.
"Di era sejumlah Kapolda Metro Jaya sebelumnya bisa dikatakan gagal total menangani kemacetan lalu lintas Jakarta," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane di Jakarta, Minggu.
Neta menyarankan Tito perlu menghadirkan Direktorat Lalu Lintas yang mumpuni dalam merekayasa aris lalu lintas agar benar-benar memecahkan masalah kemacetan Jakarta yang semakin parah.
Kedua, sebagai kapolda, Tito juga dituntut mengatasi berbagai aksi perampokan bersenjata api di Jakarta.
"Ketiga, aksi terorisme yang sudah hilang dari ibukota harus tetap dipertahankan agar jangan muncul lagi. Tito sebagai perwira yang ahli di bidang pengendalian terorisme tentunya akan diuji dalam memimpin Polda Metro Jaya," katanya.
IPW mengimbau Tito tegas memberantas aksi percaloan di pusat-pusat pelayanan kepolisian, terutama pada pelayanan lalu lintas.
Sebagai orang nomor satu di Polda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian sendiri berjanji akan lebih banyak terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan mencari solusinya.
"Kami akan melakukan banyak pembenahan. Untuk itu, saya akan sering turun ke lapangan," ujar Tito.
Mengenai masalah kemacetan di Jakarta, Tito berjanji untuk segera menemui beberapa pemangku kepentingan untuk mendiskusikan solusi kemacetan di ibukota.
"Ini menyangkut masalah sistem, kami akan bicara dengan Pemprov dan stakeholder lainnya untuk membicarakan langkah yang bisa ditempuh sebagai solusi, baik short term, middle term maupun long term," imbuhnya.
Jumat (12/6), Tito resmi menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Unggung Cahyono setelah dilantik di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Tantangan terbesar Tito Karnavian adalah urai kemacetan
14 Juni 2015 12:10 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (ANTARA/Willy)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: