Jakarta (ANTARA News) - Berawal dari hobi membuat kostum seperti dalam tokusatsu atau film dengan efek spesial khas negeri sakura sana, siapa sangka bisa berkembang menjadi ladang usaha.

Hal ini seperti yang terjadi pada Alam Hazmi Alkarami (20). Kreasi kostum mahasiswa semester lima Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) itu cukup diminati orang-orang di Indonesia bahkan hingga Perancis.

"Saya kan jualan kostum, ada yang mesan saya buat dan jual. Kreasi kostum buatan Indonesia diminati hingga mancanegara," ujar Alam kepada www.antaranews.com, di sela penyelenggaraan acara cosplay di Mal Ciputra, Jakarta, Sabtu.

Pria juga dikenal dengan panggilan "Daniel Kaito" itu mengatakan, untuk pasaran dalam negeri, satu kostum pahlawan super umumnya dibanderol mulai dari harga Rp 2,2 juta hingga 2,7 juta. Sementara untuk pasaran luar negeri, harganya mulai dari sekitar 300 dolar.

"Di Indonesia buka harga dari Rp 2,2 hingga 2,7 juta. Sementara kalau untuk orang luar sekitar 300 dolar," kata dia.

Menurut Alam, harga yang murah menjadi alasan cukup diminatinya kreasi kostum pahlawan super khas Jepang dari Indonesia.

"Mereka senang memesan ke Indonesia karena harganya murah," tutur Alam.

Alam tak mengerjakan semua pesanan kostum sendiri. Ia bersama empat orang rekannya, di bawah label "Strike Project" bekerjasama memenuhi pesanan yang mulai berdatangan sejak 2013 itu.

"Saya punya tim, beranggotakan lima orang. Masing-masing mempunyai tugas, ada yang membuat pola, memotong, mengecat dan sebagainya. Nama perusahaannya Strike Project. Mulai usaha sejak 2013," ungkap dia.

Sejauh ini, Alam dan timnya telah membuat beberapa buah kostum dari Tokusatsu, yakni Kamen Rider Den-O, Kabuto dan Agito.

Alam mengatakan, secara pribadi dirinya berambisi ingin memajukan dunia superhero di Indonesia. Menurut dia, saat ini sekalipun sudah bermunculan superhero khas Indonesia, namun dari sisi desain belum mencerminkan khas Indonesia.

"Selama ini superhero yang ada, sudah bagus tetapi desainnya bukan asli Indonesia. Masih terlihat sangat Jepang. Kita kan main di ornamen, Ornamen Jawa, Sulawesi, Sunda. Sangat banyak yang bisa dieksplor," kata dia.

"Jepang yang sedikit sekali ornamennya, mereka kelebihannya di desain. Orang Indonesia banyak membuat cerita bagus kok, tetapi kurang dilihat," pungkas dia.