Dewan pakar nilai organisasi PRSI tidak berjalan optimal
11 Juni 2015 18:18 WIB
Siman Tanpa Medali Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa memacu kecepatan dalam final renang nomor 200m gaya punggung SEA Games ke-28 di OCBC Aquatic Centre, Singapura, Senin (8/6/15). Perenang andalan Indonesia itu tidak mampu mendulang medali dan hanya berada di urutan enam dengan catatan waktu dua menit 7,03 detik. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Makassar (ANTARA News) - Dewan Pakar PRSI Abd. Muin menilai kegagalan tim renang Indonesia berprestasi atau memenuhi target di SEA Games 2015 karena roda organisasi yang tidak berjalan secara maksimal.
"Saya lihat persoalannya karena roda organisasi yang tidak berjalan. Ketua Umum PB PRSI juga perlu lebih bekerja keras agar prestasi renang bisa lebih baik ke depan," kata Dewan Pakar PB PRSI, Abd Muin di Makassar, Kamis.
Untuk mengangkat prestasi renang, kata dia, memang dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan tentu bersedia berkorban khususnya dalam persoalan anggaran untuk pembinaan. Kondisi itu justru kurang terlihat dibawah kendali Sandiaga Uno.
Ketua Harian PRSI Sulsel itu menjelaskan, Ketua Umum PB PRSI itu sebenarnya memiliki potensi besar dalam meningkatkan prestasi renang Indonesia. Apalagi Ketua PB PRSI itu merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia sehingga pada dasarnya sangat berpotensi menjalankan organisasi secara maksimal.
Pada SEA Games 2015, cabang olahraga renang-akuatik telah menaretkan merebut lima medali emas dari 32 nomor perlombaan. Namun hingga kini ternyata cabang renang baru bisa menyumbangkan empat medali perak dan tujuh medali perunggu.
"Para perenang kita sesuai yang terpantau sejauh ini memang belum satupun yang sukses merebut medali emas. Hasil ini sudah tentu harus kita evaluasi termasuk program pembinaannya, apakah sudah berjalan atau tidak," katanya.
Lebih jauh, Pengprov PRSI Sulsel juga masih menunggu kepastian jadwal kejuaraan nasional kelompok umur yang awalnya direncanakan di Jakarta, Mei 2015.
"Rencana awal memang digelar bulan Mei namun dalam perkembangannya ternyata tidak terdengar lagi. Kejuaraan ini memang penting karena masuk dalam hitungan limit PON 2016," katanya.
Pada kejuaraan ini, kata dia, setiap atlet yang mampu memenuhi limit waktu yang dipersyaratkan tentu akan mendapat tiket PON. Kesempatan inipun yang coba dimanfaatkan tim Sulsel untuk bisa berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat.
Selain Kejurnas KU, ajang yang juga masuk hitungan limit waktu yakni kejuaraan antarperkumpulan yang baru dilaksanakan pada akhir tahun ini.
"Soal jumlah atlet yang rencana diikutkan, kita masih tunggu jadwal resminya. Kami juga terus berupaya memaksimalkan kemampuan seluruh atlet agar bisa bersaing sekaligus mempersembahkan prestasi maksimal pada pelaksanaan kali ini," ujarnya.
"Saya lihat persoalannya karena roda organisasi yang tidak berjalan. Ketua Umum PB PRSI juga perlu lebih bekerja keras agar prestasi renang bisa lebih baik ke depan," kata Dewan Pakar PB PRSI, Abd Muin di Makassar, Kamis.
Untuk mengangkat prestasi renang, kata dia, memang dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan tentu bersedia berkorban khususnya dalam persoalan anggaran untuk pembinaan. Kondisi itu justru kurang terlihat dibawah kendali Sandiaga Uno.
Ketua Harian PRSI Sulsel itu menjelaskan, Ketua Umum PB PRSI itu sebenarnya memiliki potensi besar dalam meningkatkan prestasi renang Indonesia. Apalagi Ketua PB PRSI itu merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia sehingga pada dasarnya sangat berpotensi menjalankan organisasi secara maksimal.
Pada SEA Games 2015, cabang olahraga renang-akuatik telah menaretkan merebut lima medali emas dari 32 nomor perlombaan. Namun hingga kini ternyata cabang renang baru bisa menyumbangkan empat medali perak dan tujuh medali perunggu.
"Para perenang kita sesuai yang terpantau sejauh ini memang belum satupun yang sukses merebut medali emas. Hasil ini sudah tentu harus kita evaluasi termasuk program pembinaannya, apakah sudah berjalan atau tidak," katanya.
Lebih jauh, Pengprov PRSI Sulsel juga masih menunggu kepastian jadwal kejuaraan nasional kelompok umur yang awalnya direncanakan di Jakarta, Mei 2015.
"Rencana awal memang digelar bulan Mei namun dalam perkembangannya ternyata tidak terdengar lagi. Kejuaraan ini memang penting karena masuk dalam hitungan limit PON 2016," katanya.
Pada kejuaraan ini, kata dia, setiap atlet yang mampu memenuhi limit waktu yang dipersyaratkan tentu akan mendapat tiket PON. Kesempatan inipun yang coba dimanfaatkan tim Sulsel untuk bisa berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat.
Selain Kejurnas KU, ajang yang juga masuk hitungan limit waktu yakni kejuaraan antarperkumpulan yang baru dilaksanakan pada akhir tahun ini.
"Soal jumlah atlet yang rencana diikutkan, kita masih tunggu jadwal resminya. Kami juga terus berupaya memaksimalkan kemampuan seluruh atlet agar bisa bersaing sekaligus mempersembahkan prestasi maksimal pada pelaksanaan kali ini," ujarnya.
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: