Grafiti gantikan gembok cinta di jembatan Paris
11 Juni 2015 08:10 WIB
Pasangan pengantin baru dari Polandia, Dominika dan Bartek Mieczkowski, saling berpelukan dekat pagar baja tertutup "gembok cinta" di jalanan menuju Pont de Arts diatas Sungai Seine, Paris, Prancis, Minggu (31/5/15). (REUTERS/John Schults)
Paris (ANTARA News) - Gambar-gambar grafiti telah dipasang di jembatan Pont des Arts Paris menggantikan ratusan ribu "gembok cinta" yang mulai disingkirkan pekan lalu.
Pameran sementara bertemakan cinta itu disusun oleh Mehdi Ben Cheikh dari Paris untuk menutupi pagar yang tidak bisa lagi dipasangi "gembok cinta" oleh pasangan yang kemudian melemparkan kuncinya ke sungai Seine.
Di antara gambar-gambar itu, ada karya seniman jalanan Prancis-Tunisia eL Seed yang kerap mencampurkan kaligrafi arab dengan grafiti dalam "calligraffiti".
Karyanya berupa tulisan Arab berwarna pink diambil dari kutipan "Le Pere Goriot" ciptaan novelis abad 19 Honoer de Balzac: "Paris bagaikan lautan: Kau bisa mengukurnya tapi kau tidak pernah tahu kedalaman sebenarnya".
"Saya pikir menulis kalimat berbahasa Arab di Paris adalah tindakan berani," kata Cheikh.
"Itu bukanlah bahasa teroris, tetapi bahasa yang dipakai banyak orang di dunia yang terbuka, dengan dimensi spiritual di agama mereka."
eL Seed yang lahir di Paris dari orangtua Tunisia dikenal lewat dekorasinya di menara setinggi 47 meter di masjid Jara, Gabes, Tunisia bagian selatan.
Selain eL Seed, para seniman jalanan lain yang memamerkan karya bertema cinta meliputi Brusk, Pantonia dan Jace.
Para pekerja mulai menyingkirkan gembok pekan lalu setelah ada pagar yang runtuh akibat beban yang terlalu berat.
Panel-panel grafiti itu akan diganti dengan plexiglass pada akhir tahun ini, demikian Reuters.
Pameran sementara bertemakan cinta itu disusun oleh Mehdi Ben Cheikh dari Paris untuk menutupi pagar yang tidak bisa lagi dipasangi "gembok cinta" oleh pasangan yang kemudian melemparkan kuncinya ke sungai Seine.
Di antara gambar-gambar itu, ada karya seniman jalanan Prancis-Tunisia eL Seed yang kerap mencampurkan kaligrafi arab dengan grafiti dalam "calligraffiti".
Karyanya berupa tulisan Arab berwarna pink diambil dari kutipan "Le Pere Goriot" ciptaan novelis abad 19 Honoer de Balzac: "Paris bagaikan lautan: Kau bisa mengukurnya tapi kau tidak pernah tahu kedalaman sebenarnya".
"Saya pikir menulis kalimat berbahasa Arab di Paris adalah tindakan berani," kata Cheikh.
"Itu bukanlah bahasa teroris, tetapi bahasa yang dipakai banyak orang di dunia yang terbuka, dengan dimensi spiritual di agama mereka."
eL Seed yang lahir di Paris dari orangtua Tunisia dikenal lewat dekorasinya di menara setinggi 47 meter di masjid Jara, Gabes, Tunisia bagian selatan.
Selain eL Seed, para seniman jalanan lain yang memamerkan karya bertema cinta meliputi Brusk, Pantonia dan Jace.
Para pekerja mulai menyingkirkan gembok pekan lalu setelah ada pagar yang runtuh akibat beban yang terlalu berat.
Panel-panel grafiti itu akan diganti dengan plexiglass pada akhir tahun ini, demikian Reuters.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: