Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menghadap Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, melaporkan mengenai pembentukan Kesatuan Operasi Khusus Gabungan (Satopsusgab) sebagai tindak lanjut tantangan terhadap militer.
"Iya kita laporkan, intinya itu kekuatan panglima harus mempunyai kekuatan di tangan yang setiap saat bisa digerakkan dalam hitungan menit kalau bisa detik," ujar Moeldoko di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Sebelumnya Moeldoko meresmikan pembentukan Satopsusgab di Monas setelah mereka melakukan simulasi penanganan teror di Gedung Kekayaan Negara dan Hotel Borobudur.
Menurut Moeldoko, pasukan tersebut merupakan satuan permanen yang bentuknya Task Force (satuan kerja).
Moeldoko juga menegaskan bahwa pembentukan satuan gabungan khusus ini merupakan bagian dari pembinaan upaya yang sangat keras untuk membangun soliditas dan meninggalkan ego sektoral .
"Itu merupakan upaya saya dari waktu ke waktu yang selalu saya tegakkan di lingkungan TNI sendiri," ujar Moeldoko.
Mengenai calon penggantinya, Moeldoko menyatakan bahwa siapa saja dapat menjabat Panglima TNI untuk menggantikan dirinya yang akan mengakhiri masa tugasnya sebentar lagi.
Moeldoko juga mengaku dirinya berniat untuk menjadi dosen seusai masa kerjanya dan tidak berniat untuk terjun ke dunia politik.
"Sementara ini pikir-pikir dulu lah untuk masuk ke dunia politik," ujar Moeldoko.
(A050/E001)
Jenderal Moeldoko menghadap Presiden
9 Juni 2015 15:34 WIB
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: