18 PSK eks-lokalisasi Ponorogo dipulangkan ke Tulungagung
9 Juni 2015 02:58 WIB
Ilustrasi. Sejumlah Pekerja Seks Komersil (PSK) menunggu proses administrasi pengambilan dana kompensasi penutupan lokalisasi Karanggondang di Desa Kesuben, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (3/6/15). Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Sosial memberikan kompensasi sebesar Rp 1.800.000 dan peralatan masak untuk PSK di lokalisasi Karanggondang terkait Deklarasi desa bebas prostitusi dan penutupan lokalisasi tersebut. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Tulungagung (ANTARA News) - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin, menerima penyerahan 18 orang pekerja seks komersial (PSK) asal daerah itu yang sebelumnya beroperasi di Lokalisasi Kedungbanteng, Kabupaten Ponorogo.
"Mereka dipulangkan ke daerah asalnya (Tulungagung) melalui program penutupan Lokalisasi Kedungbanteng yang dilakukan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Ponorogo pada hari ini," kata Kabid Sosial Dinsonakertrans Tulungagung, M. Amir Bakti.
Ia memastikan 18 PSK asal Tulungagung yang telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing itu berstatus dalam pengawasan dinsos.
Selain memantau aktivitas dan proses adaptasi para PSK itu, lanjut Amir, mereka juga memeriksa dokumen kependudukan dan rekam jejak kesehatan yang dibawa Dinsosnakertrans Ponorogo.
"Serah terima dilaksanakan hari ini. Tim kami sudah ada yang menjemput para PSK yang bersangkutan," ujarnya.
Dari data dinsosnakertrans, para itu PSK itu sudah menerima dana kompensasi dan bantuan permodalan usaha dari Kemensos sebesar Rp5,05 juta per orang.
Dana diberikan langsung kepada para PSK. Total keseluruhan PSK di Lokalisasi Kedungbanteng yang dipulangkan sebanyak 176 orang.
Jumlah itu berasal dari berbagai daerah se-Jawa Timur. Awalnya, lanjut dia, dari Tulungagung teridentifikasi ada 20 PSK.
Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, dua PSK ternyata berasal dari daerah lain.
Para PSK asal Tulungagung berasal dari tujuh kecamatan berbeda, di antaranya dari Kecamatan Sendang (9), Pagerwojo (4), Kedungwaru (1), Boyolangu (1), Karangrejo (1), Kalidawir (1), dan Gondang (1).
"Mereka dipulangkan ke daerah asalnya (Tulungagung) melalui program penutupan Lokalisasi Kedungbanteng yang dilakukan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Ponorogo pada hari ini," kata Kabid Sosial Dinsonakertrans Tulungagung, M. Amir Bakti.
Ia memastikan 18 PSK asal Tulungagung yang telah dipulangkan ke daerah asal masing-masing itu berstatus dalam pengawasan dinsos.
Selain memantau aktivitas dan proses adaptasi para PSK itu, lanjut Amir, mereka juga memeriksa dokumen kependudukan dan rekam jejak kesehatan yang dibawa Dinsosnakertrans Ponorogo.
"Serah terima dilaksanakan hari ini. Tim kami sudah ada yang menjemput para PSK yang bersangkutan," ujarnya.
Dari data dinsosnakertrans, para itu PSK itu sudah menerima dana kompensasi dan bantuan permodalan usaha dari Kemensos sebesar Rp5,05 juta per orang.
Dana diberikan langsung kepada para PSK. Total keseluruhan PSK di Lokalisasi Kedungbanteng yang dipulangkan sebanyak 176 orang.
Jumlah itu berasal dari berbagai daerah se-Jawa Timur. Awalnya, lanjut dia, dari Tulungagung teridentifikasi ada 20 PSK.
Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, dua PSK ternyata berasal dari daerah lain.
Para PSK asal Tulungagung berasal dari tujuh kecamatan berbeda, di antaranya dari Kecamatan Sendang (9), Pagerwojo (4), Kedungwaru (1), Boyolangu (1), Karangrejo (1), Kalidawir (1), dan Gondang (1).
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: