Mensos minta dukungan pesantren untuk bantu pengungsi Rohingya
7 Juni 2015 08:27 WIB
Sejumlah anak pengungsi etnis Rohingya asal Myanmar bermain bersama relawan di halaman pengungsian sementara Kuala Cangkoi, Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6/15). Sedikitnya 12 pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat siap menampung pengungsi Rohingya, terutama anak-anak yang hidup sebatang kara karena terpisah dari orang tua dan keluarganya. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Mojokerto (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta dukungan pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, untuk membantu pengungsi Rohingya di Aceh.
"Saat ini masih dalam pemantapan komitmen dalam hal pengasuhan pengungsi Rohingya agar mendapatkan pengasuhan sementara, terutama mereka yang yatim piatu dan hidup sebatang kara," katanya saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlul Jannah di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (6/6) malam.
Ia mengemukakan, saat ini terdapat 231 anak pengungsi Rohingya yatim piatu dan hidup sebatang kara.
"Sementara itu, sudah lebih dari 300 pesantren di Banyuwangi juga siap menampung para pengungsi Rohingya," katanya.
Para pengungsi Rohingya, menurut dia, berada di Aceh dan di beberapa daerah lain di Indonesia.
"Daerah-daerah tersebut, secara lisan sudah menyampaikan dan siap menampung para pengungsi Rohingya," katanya.
Namun demikian, baru 13 pesantren yang secara resmi mengirimkan surat ke Kementerian Sosial dan menjamin 100 persen kebutuhan para pengungsi Rohingya itu.
"Selain itu, para pengungsi juga membutuhkan bantuan dalam masalah pengentasan dari trauma, baik dengan metode trauma healing dan trauma conseling," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pengasuh Ponpes Riyadlul Jannah, Kyai Mahfud menyatakan pihaknya siap mengurus para pengungsi Rohingya.
"Kami siap mengurus, berapapun jumlah pengungsi Rohingya yang akan dititipkan di sini. Namun harus dengan legalitas dan kewarganegaraan yang jelas, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," katanya.
"Saat ini masih dalam pemantapan komitmen dalam hal pengasuhan pengungsi Rohingya agar mendapatkan pengasuhan sementara, terutama mereka yang yatim piatu dan hidup sebatang kara," katanya saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlul Jannah di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (6/6) malam.
Ia mengemukakan, saat ini terdapat 231 anak pengungsi Rohingya yatim piatu dan hidup sebatang kara.
"Sementara itu, sudah lebih dari 300 pesantren di Banyuwangi juga siap menampung para pengungsi Rohingya," katanya.
Para pengungsi Rohingya, menurut dia, berada di Aceh dan di beberapa daerah lain di Indonesia.
"Daerah-daerah tersebut, secara lisan sudah menyampaikan dan siap menampung para pengungsi Rohingya," katanya.
Namun demikian, baru 13 pesantren yang secara resmi mengirimkan surat ke Kementerian Sosial dan menjamin 100 persen kebutuhan para pengungsi Rohingya itu.
"Selain itu, para pengungsi juga membutuhkan bantuan dalam masalah pengentasan dari trauma, baik dengan metode trauma healing dan trauma conseling," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pengasuh Ponpes Riyadlul Jannah, Kyai Mahfud menyatakan pihaknya siap mengurus para pengungsi Rohingya.
"Kami siap mengurus, berapapun jumlah pengungsi Rohingya yang akan dititipkan di sini. Namun harus dengan legalitas dan kewarganegaraan yang jelas, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: