Anggota DPR nilai "Pacu Jawi" perlu dilestarikan
6 Juni 2015 22:55 WIB
ilustrasi Atraksi Pacu Jawi Joki memacu sapinya saat digelarnya pacu jawi di Desa Turawan, Nagari Tigokoto, Rambatan, Tanahdatar, Sumbar, Sabtu (14/6). Atraksi pacu jawi atau balapan sapi menjelang musim tanam padi tersebut masih rutin digelar sepanjang tahun meskipun kini peminatnya berkurang. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra) ()
Batusangkar, Sumbar (ANTARA News) - Anggota DPR RI, Betty Shadiq Pasadigoe mengatakan kegiatan Pacu Jawi (balapan sapi) di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat (Sumbar) sangat unik, antik, dan menarik sehingga harus dilestarikan.
"Kegiatan Pacu Jawi ini perlu dilestarikan sebagai budaya dan tradisi masyarakat daerah agar tidak punah," katanya saat menutup pacu jawi di hamparan sawah Nagari Parambahan, Kecamatan Limo Kaum, Sabtu.
Ia menyebutkan Pacu Jawi ini sangat unik dan menarik sehingga menjadi salah satu agenda pariwisata yang disukai para fotografer dan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di sisi lain, tambahnya, pacu jawi mempunyai dampak positif bagi perekonomian dan sosial budaya masyarakat yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanah Datar, Marwan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kesediaan Anggota DPR RI menyaksikan dari dekat kegiatan pariwisata Kabupaten Tanahdatar ini.
Ia menyebutkan saat ini kegiatan pacu jawi bukan lagi milik orang Tanahdatar, tapi sudah mendunia. Pemerintah daerah dan masyarakat akan tetap mempertahankan tradisi seperti ini dan tidak terpengaruh dengan budaya asing.
Atraksi pacu jawi merupakan permainan tradisional masyarakat di Kabupaten Tanahdatar yang diaplikasikan sebagai hiburan masyarakat setempat.
"Pacu jawi digelar untuk mengisi masa setelah panen padi sampai musim bercocok tanam yang prosesinya dilaksanakan secara adat Minangkabau," ucapnya.
Selain itu juga sebagai arena untuk melatih sapi peliharaan masyarakat agar sehat dan bernilai harga tinggi.
Ikut menyaksikan even Pacu Jawi ini anggota DPRD Tanah Datar Anton Yondra, Ketua Porwi Khairul Fahmi, Camat Limo Kaum Yusnen, puluhan fotografer mancanegara serta ratusan masyarakat penggemar dan pecandu olahraga Pacu Jawi se-Tanahdatar.
"Kegiatan Pacu Jawi ini perlu dilestarikan sebagai budaya dan tradisi masyarakat daerah agar tidak punah," katanya saat menutup pacu jawi di hamparan sawah Nagari Parambahan, Kecamatan Limo Kaum, Sabtu.
Ia menyebutkan Pacu Jawi ini sangat unik dan menarik sehingga menjadi salah satu agenda pariwisata yang disukai para fotografer dan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di sisi lain, tambahnya, pacu jawi mempunyai dampak positif bagi perekonomian dan sosial budaya masyarakat yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanah Datar, Marwan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kesediaan Anggota DPR RI menyaksikan dari dekat kegiatan pariwisata Kabupaten Tanahdatar ini.
Ia menyebutkan saat ini kegiatan pacu jawi bukan lagi milik orang Tanahdatar, tapi sudah mendunia. Pemerintah daerah dan masyarakat akan tetap mempertahankan tradisi seperti ini dan tidak terpengaruh dengan budaya asing.
Atraksi pacu jawi merupakan permainan tradisional masyarakat di Kabupaten Tanahdatar yang diaplikasikan sebagai hiburan masyarakat setempat.
"Pacu jawi digelar untuk mengisi masa setelah panen padi sampai musim bercocok tanam yang prosesinya dilaksanakan secara adat Minangkabau," ucapnya.
Selain itu juga sebagai arena untuk melatih sapi peliharaan masyarakat agar sehat dan bernilai harga tinggi.
Ikut menyaksikan even Pacu Jawi ini anggota DPRD Tanah Datar Anton Yondra, Ketua Porwi Khairul Fahmi, Camat Limo Kaum Yusnen, puluhan fotografer mancanegara serta ratusan masyarakat penggemar dan pecandu olahraga Pacu Jawi se-Tanahdatar.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: