Sdyney (ANTARA News) - Australia dan Selandia Baru menyambut pengunduran diri Presiden FIFA Sepp Blatter dan menyeru budaya organisasi FIFA seluruhnya diubah.
Blatter yang memimpin federasi olah raga yang paling berkuasa ini selama 17 tahun, mundur setelah skandal korupsi mengancam merusak reputasi badan sepak bola dunia itu.
Australia, yang secara kontroversial gagal pada proses tender tuan rumah Piala Dunia 2022 karena kalah dari Qatar, menyempal dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan tidak memilih Blatter Jumat pekan lalu.
"FIFA membutuhkan kepemimpinan segar dan pengunduran diri Presiden adalah langkah pertama," kata Federasi Sepak Bola Australia seperti dikutip AFP.
"Tantangannya adalah tidak hanya mengganti posisi puncak terpilih, namun juga struktur ketatakelolaan pada semua tingkatan dan budaya yang menyangganya."
"Australia akan tetap bersuara aktif di dalam forum-forum FIFA dan AFC dalam mempromosikan reformasi ketatakelolaan dan era baru transparansi."
Selandia Baru yang juga memberontak dari Blatter dengan memilih Pangeran Ali dari Yordania menyambut kepergiaan Blatter.
"Semestinya itu terjadi Jumat lalu, sehingga menjadi hari besar bagi sepak bola," kata Kepala Eksekutif Sepak Bola Selandia Baru Andy Martin kepada Radio New Zealand.
"Kita kini bisa bersama-sama lagi dan mulai memperbaiki citra sepak bola yang memburuk."
Australia ingin budaya FIFA diubah
3 Juni 2015 12:25 WIB
Presiden FIFA Sepp Blatter mengundurkan diri pada hari keempat keterpilihannya lagi pada masa jabatan kelimanya (REUTERS / Christian Hartmann)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: