Umat Buddha ikuti detik-detik Waisak di Borobudur
3 Juni 2015 01:40 WIB
Sejumlah umat Budha melakukan doa pagi dalam perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015 di halaman candi Borobudur Magelang, Jateng, Selasa (2/6/15). Dalam doa tersebut Bhiksu mengharap umat Budha Indonesia dan dunia agar tidak bersikap diskrimasi terhadap sesama manusia yang berbeda-beda. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin) ()
Magelang (ANTARA News) - Ribuan umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak 2559 BE/2015 yang diselenggarakan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) di pelataran barat Candi Borobudur, Selasa malam.
Detik-detik Waisak diawali dengan meditasi para umat Buddha dan para bhiksu dipimpin oleh Bhikku Wong Sn Labiko Mahatera.
Dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak, dia mengatakan hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak.
"Marilah memanfaatkan hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak," katanya.
Ia mengatakan jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil dengan kata perbuatan jahat tidak akan membawa akbat bagakan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang dijatuhkan setetes demi setetes, demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan.
"Sang Buddha telah bersabda apabila seseorang berbuat jahat hendaknya dia tidak mengulangi perbuatan itu," katanya.
Ia mengatakan, jangan merasa senang dengan perbuatan itu. Sungguh menyakitkan akibat dari memupuk perbuatan jahat.
"Apabila seseorang berbuat baik hendaknya dia mengulangi perbuatan itu dan bersuka ria dengan perbuatan itu," katanya.
Usai meditasi Waisak, para bhiksu melakukan pradaksina dan rangkaian Waisak ditutup dengan menerbangkan ratusan lampion.
Detik-detik Waisak diawali dengan meditasi para umat Buddha dan para bhiksu dipimpin oleh Bhikku Wong Sn Labiko Mahatera.
Dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak, dia mengatakan hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak.
"Marilah memanfaatkan hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak," katanya.
Ia mengatakan jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil dengan kata perbuatan jahat tidak akan membawa akbat bagakan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang dijatuhkan setetes demi setetes, demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan.
"Sang Buddha telah bersabda apabila seseorang berbuat jahat hendaknya dia tidak mengulangi perbuatan itu," katanya.
Ia mengatakan, jangan merasa senang dengan perbuatan itu. Sungguh menyakitkan akibat dari memupuk perbuatan jahat.
"Apabila seseorang berbuat baik hendaknya dia mengulangi perbuatan itu dan bersuka ria dengan perbuatan itu," katanya.
Usai meditasi Waisak, para bhiksu melakukan pradaksina dan rangkaian Waisak ditutup dengan menerbangkan ratusan lampion.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: