KBRI : tidak ada WNI dalam kecelakaan kapal Tiongkok
2 Juni 2015 17:36 WIB
Foto udara menunjukkan petugas penyelamat melakukan pencarian pada kapal tenggelam di Jianli, Sungai Yangtze, provinsi Hubei, Tiongkok, Selasa (2/6/15). Tim penyelamat berjuang melawan cuaca buruk saat melakukan pencarian lebih dari 400 penumpang, kebanyakan berusia senja yang hilang setelah kapal pesiar mereka diterpa tornado aneh dan terbalik di Sungai Yangtze. (REUTERS/Stringer )
Beijing (ANTARA News) - Kedutaan Besar RI di Beijing untuk sementara tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tenggelamnya kapal wisata di Sungai Yangtze, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Senin (1/6) malam.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Konjen RI di Shanghai dan Pemerintah setempat, dan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosbud KBRI Beijing, Santo Darmosumarto, Selasa.
Meski demikian, pihak perwakilan RI akan terus memantau perkembangan terkait kecelakaan tersebut.
"Seluruh penumpang adalah warga negara Tiongkok, namun belum dipastikan apakah awak kapal seluruhnya merupakan warga negara setempat. Jadi, kita pantau terus. Biasanya kalau ditemukan korban warga asing, pihak pemerintah setempat akan segera memberikan notifikasi," katanya.
Lebih dari 458 orang hilang akibat kejadian kapal tenggelam di Sungai Yangtze saat angin topan menerjang Tiongkok selatan, Senin (1/6) malam. Kapal The Eastern Star milik perusahaan wisata kapal Chongqing Timur itu berlayar dari Nanjing ke Chongqing, Tiongkok, dan tenggelam pukul 21.28 waktu setempat.
Presiden Tiongkok Xi Jinping langsung memerintahkan tim penyelamat untuk segera mencari korban. Hingga Selasa sore, sebanyak 12 orang telah diselamatkan. Sedangkan 406 penumpang warga Tiongkok, 47 awak kapal, dan lima pekerja agen perjalanan masih dinyatakan hilang.
Dua korban selamat, yaitu nakhoda dan kepala teknisi, menyatakan kapal berkapasitas 534 orang itu langsung tenggelam ketika terempas badai. Kamera kapal menunjukkan hujan badai turun selama 24 jam di Sungai Yangtze. Hingga kini, tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi korban.
Perdana Menteri Li Keiqiang, Wakil PM Ma Kai dan Dewan Negara Yang Jing tiba di lokasi kecelakaan untuk memantau langsung upaya pencarian dan penyelamatan korban kapal nahas tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Konjen RI di Shanghai dan Pemerintah setempat, dan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosbud KBRI Beijing, Santo Darmosumarto, Selasa.
Meski demikian, pihak perwakilan RI akan terus memantau perkembangan terkait kecelakaan tersebut.
"Seluruh penumpang adalah warga negara Tiongkok, namun belum dipastikan apakah awak kapal seluruhnya merupakan warga negara setempat. Jadi, kita pantau terus. Biasanya kalau ditemukan korban warga asing, pihak pemerintah setempat akan segera memberikan notifikasi," katanya.
Lebih dari 458 orang hilang akibat kejadian kapal tenggelam di Sungai Yangtze saat angin topan menerjang Tiongkok selatan, Senin (1/6) malam. Kapal The Eastern Star milik perusahaan wisata kapal Chongqing Timur itu berlayar dari Nanjing ke Chongqing, Tiongkok, dan tenggelam pukul 21.28 waktu setempat.
Presiden Tiongkok Xi Jinping langsung memerintahkan tim penyelamat untuk segera mencari korban. Hingga Selasa sore, sebanyak 12 orang telah diselamatkan. Sedangkan 406 penumpang warga Tiongkok, 47 awak kapal, dan lima pekerja agen perjalanan masih dinyatakan hilang.
Dua korban selamat, yaitu nakhoda dan kepala teknisi, menyatakan kapal berkapasitas 534 orang itu langsung tenggelam ketika terempas badai. Kamera kapal menunjukkan hujan badai turun selama 24 jam di Sungai Yangtze. Hingga kini, tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi korban.
Perdana Menteri Li Keiqiang, Wakil PM Ma Kai dan Dewan Negara Yang Jing tiba di lokasi kecelakaan untuk memantau langsung upaya pencarian dan penyelamatan korban kapal nahas tersebut.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: