Jakarta (ANTARA News) - Pada saat banyak orang melakukan segala cara untuk meraih kekuasaan dan kemewahan materi, Siddharta Gautama, sebagai pangeran kerajaan yang makmur, melepaskan seluruh kemewahan istana guna mencari jalan pembebasan bagi penderitaan manusia.

"Kesederhanaan dan keteladanan menjadi kunci pembebasan. Ini harus menjadi contoh bagi setiap pemimpin untuk membawa bangsa Indonesia maju dan keluar dari krisis," kata Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa yang juga anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan, di Gedung DPR, Jakarta, Senin, dalam rangka menyambut Waisak 2559/2015.

Keteladanan dan kesederhanaan, kata anggota DPR dari Kalimantan Barat itu, adalah wujud konkrit solidaritas kita dengan mereka yang kekurangan.

"Pemimpin harus peduli kepada kelompok masyarakat yang miskin. Dengan memperhatikan dan memiliki kepedulian kepada kaum miskin inilah kita menjalankan amanat Buddha dan membuat Waisak menjadi hidup," ujarnya.

Daniel menambahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi anomali. Keteladanan menjadi semakin langka dan berbanding terbalik dengan menguatnya kehidupan beragama.

"Keyakinan hidup beragama semakin kuat, namun keteladanan semakin langka. Keserakahan, ketidaktoleransian, kebohongan semakin menguasai kehidupan dan kepemimpinan di Indonesia," katanya.

Karenanya bangsa ini butuh keteladanan dan kesederhanaan dari pemimpin. Pemimpin yang mampu memikirkan masa depan rakyat dan bangsa, yang hidupnya sederhana, tidak serakah, dan senantiasa mengayomi segenap warga.

"Ketua umum kami, Muhaimin Iskandar, dan segenap Keluarga Besar PKB mengucapkan Selamat Waisak 2559/2015 kepada segenap umat Buddha," kata dia.


"PKB mohon doa dan dukungan agar persaudaraan dan solidaritas sesama anak bangsa semakin kuat sehingga secara bersama kita bisa menjadi teladan yang baik dalam memajukan Indonesia," jelas Daniel Johan.