Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau secara mendadak pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Kalibaru di Jakarta Utara, Senin siang.

Tinjauan tersebut dilakukan secara mendadak untuk mengetahui perkembangan pembangunan pelabuhan.

Wapres tiba di Pelabuhan Kalibiru dengan didampingi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dan mendapatkan penjelasan perkembangan pembangunan pelabuhan tersebut dari Direktur Teknis PT Pelindo II Feriyaldi Noerlan.

Wapres mengapresiasi progres pembangunan yang lebih cepat dari targetnya.

"Baru kali ini pembangunan pelabuhan tahap pertamanya lebih cepat dari schedule. Mudah-mudahan Juli tahap pertamanya, yang 800 meter persegi, sudah selesai semuanya," kata Wapres.

Pelabuhan Peti Kemas Kalibiru direncanakan dibangun di atas laut seluas 32 hektar dengan muatan 20 kali lipat lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priuk.

Nantinya, Pelabuhan Kalibiru diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan akan tetap menarik penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Pelabuhan Kalibaru atau New Priok mulai September mendatang, meskipun baru beroperasi diperkirakan pada Januari 2016.

"Ya aturannya begitu, walaupun mereka belum mendapatkan revenue (pendapatan), perjanjiannya begitu," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit.

Pasalnya, menurut Bobby proyek yang memakan investasi sekitar Rp46 triliun itu sudah mundur satu tahun, seharusnya September 2014 ke September 2015.

Pembangunan Tahap pertama pembangunan itu meliputi tiga terminal yang masing-masing bisa menampung peti kemas 4,5 juta TEUs, artinya secara keseluruhan bisa menampung 12,5 juta TEUs.

Sementara itu, Tahap Kedua terdiri dari pembangunan empat terminal yang masing-masing bisa menampung peti kemas hingga dua juta TEUs, atau total delapan juta TEUs.

Total investasi tahap pertama memakan biaya hingga Rp25 triliun dengan luas kawasannya 230 hektare.