Jayapura (ANTARA News) - Penyerang Persipura Jayapura Boaz TE Solossa mengharapkan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) bisa duduk bersama membahas sanksi dari FIFA agar klub-klub profesional dan timnas bisa kembali lagi bertanding di laga internasional.

"Kalau bisa dari pemerintah, Kemenpora dan PSSI bisa duduk selesaikan masalah ini (sanksi FIFA), karena sanksi yang diberikan itu tidak ada batas waktu," kata Boaz TE Solossa yang akrab disapa Bochi, di Jayapura, Papua, Senin.

Boaz juga mengutarakan siap menerima tawaran bermain di klub luar negeri, jika sanksi dari FIFA masih berlaku di Indonesia.

Dengan adanya pertemuan atau rapat bersama, antara Kemenpora dan BOPI dengan PSSI, kata Bochi panggilan akrab Boaz, sanksi dari FIFA bisa secepatnya ditinjau kembali dan bisa dicabut sehingga gairah sepak bola dalam negeri bisa kembali hidup.

"Kalau sampai mereka (Kemenpora dan PSSI) bisa berpikir kembali untuk sepak bola Indonesia berjalan baik. Sanksi itu bisa saja tiga hari, satu minggu, atau seterusnya. Tapi kalau yang berkompeten bisa duduk dan bahas masalah ini, pasti bisa menyelesaikan persoalan yang ada dan klub-klub kembali bertanding lagi," katanya.

Mengenai sembilan pemain Persipura yang dipanggil membela timnas senior, Bochi menyampaikan bahwa hal itu tidak mungkin lagi terealisasi karena FIFA sudah memberikan sanksi kepada sepak bola tanah air, sehingga sejumlah program PSSI untuk laga internasional dipastikan tidak akan terjadi.

"Begitu juga kami sembilan pemain yang dipanggil ke Timnas itu memang sudah sangat berat (sanksi FIFA), apa lagi Fery yang hanya seorang diri sudah berat dibandingkan kami sembilan pemain yang mau berangkat," katanya.

"Apa lagi mereka (pengurus PSSI) hanya pemberitahuan melalui pesan singkat, tapi yang untuk surat resmi belum karena menunggu keputusan resmi, tapi memang sudah terjadi yah. Dan memang pertama kali dengar, bukan saya sendiri pasti semua pemain merasa terpukul karena ini sepak bola kita ini, hidup kita, kerja kita," lanjutnya.

Menurut dia, seharusnya Kemenpora dan PSSI juga memikirkan nasib para pemain yang mempunyai segudang tanggungan untuk hidup mereka yang benar-benar bergantung pada sepak bola.

"Saya pernah sampaikan kepada teman pers pada saat mulai kisruh ini, ada beberapa pemain di tempat lain, di klub lain, yang sudah punya penghasilan lain mungkin pegawai negeri, yaitu mungkin itu bisa menghidupi keluarga. Tapi kasihan kepada teman-teman yang betul-betul mencari nafkah atau uang dari keringat mereka di sepak bola," katanya.

"Apalagi mereka sudah punya anak istri yang harus dibiayai, lalu masalah uang sekolah anak, itu juga sangat disayangkan dan kami sangat kecewa dengan sanksi tersebut," lanjutnya.

Sebelumnya, Boaz TE Solossa mempertimbangkan sejumlah tawaran klub profesional untuk berlaga di liga luar negeri karena sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepada Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI).

"Saya siap menerima tawaran bermain di klub luar negeri, jika sanksi dari FIFA masih berlaku di Indonesia," kata Boaz saat didampingi istrinya Adelina Erice Gedy ketika ditemui Antara di kediamannya di Perumahan Pemda II Kotaraja, Kota Jayapura, Papua, Minggu (31/5).

Pernyataan itu disampaikan kapten timnas Indonesia itu, menyusul kekecewaannya terhadap kisruh sepak bola tanah air yang berbuntut pada pencekalan klub-klub profesional, termasuk Persipura Jayapura berlaga di AFC Cup 2015.

"Beberapa waktu lalu, saya pernah ditawari oleh klub asal negara tetangga, tetapi saya menolak dengan alasan masih konsentrasi bersama Persipura," katanya.