Pemkab Puncak Jaya tanggung biaya pengobatan korban penembakan
Ilustrasi. Situasi pasar Kota Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Papua kembali ramai oleh aktivitas, setelah beberapa hari sempat sepi akibat adanya penyerangan kelompok Sipil Bersenjata, Kamis (27/10). Situasi Mulia, ibukota Puncak Jaya mulai kondusif usai saling tembak antara aparat keamanan dan Kelompok Sipil Bersenjata yang sempat membakar kantor Ketahanan Pangan Selasa (25/10). Sehari sebelumnya Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsek) Mulia, Kombes Pol Dominggus Awes, tewas disergap dan ditembak oleh dua orang tidak dikenal di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Senin (24/10). (FOTO ANTARA/Marcelinus Kelen)
"Kami selalu membantu warga yang menjadi korban penembakan baik yang mengalami luka-luka maupun yang meninggal," ujar Bupati Puncak Jaya Hanock Ibo kepada Antara di Jayapura.
Dikatakan, selain membantu pengobatan warga yang mengalami luka tembak, bantuan juga diberikan kepada korban yang meninggal.
"Pemda Puncak Jaya tetap bertanggung jawab dengan memberikan bantuan kepada korban penembakan baik yang luka-luka maupun meninggal," jelas Bupati Ibo.
Bupati Ibo mengaku kaget dengan terjadinya kembali penembakan terhadap warga sipil, Selasa lalu (26/5) yang menewaskan satu orang serta mencederai lima orang lainnya karena sudah lebih setahun keamanan di Puncak Jaya aman.
"Kami baru merasakan amannya Puncak Jaya selama satu tahun dua bulan atau 14 bulan, karena hampir tiap tahun ada warga sipil atau aparat keamanan yang ditembak," ujar Bupati Ibo.
Diakui, saat ini pihaknya sulit mendekati kelompok bersenjata karena sebagian besar adalah anak muda.
Akibat seringnya terjadi penembakan mengakibatkan banyak program pembangunan tidak dapat dilakukan tepat waktu, aku Bupati Puncak Jaya Hanock Ibo.
Saat ini tercatat tiga warga Puncak Jaya yang masih dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura akibat luka tembak yang diderita saat kelompok bersenjata, Selama malam (26/5) menyerang rumah mereka di kampung Usir, Distrik Mulia.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015