Jakarta (ANTARA News) - Presiden FIFA Sepp Blatter memperingkatkan lawan-lawannya bahwa dia tidak akan melupakan kampanye "kebencian" yang dirancang kepadanya, lapor harian The Independent, Inggris.

Saat bersamaan otoritas pajak Amerika Serikat akan mengungkapkan lebih jauh dakwaan korupsi pajak oleh para petinggi FIFA.

Blatter, yang terpilih kembali 29 Mei lalu, menuduh media massa Inggris dan pihak berwenang AS bersama-sama membidik dia karena dua negara itu kalah dalam tender menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Ketika ditanya apakah dia memaafkan Presiden UEFA Michel Platini yang secara pribadi memintanya mundur menyusul skandal korupsi yang menyelimuti badan sepak bola dunia, Blatter menjawab, "Saya telah memaafkan siapa pun tapi saya tidak melupakan."

Sementara itu, Richard Weber, Kepala satuan penyelidikan kriminal pada Internal Revenue Service AS (semacam Ditjen Pajak), mengisyaratkan akan merilis dakwaan lebih jauh lagi, namun dia tidak menyebutkan apakah Blatter termasuk yang didakwa.

"Saya cukup yakin kami akan menghadapi serangkaian dakwaan lainnya," kata Weber kepada New York Times.

Dia menegaskan AS tidak secara khusus membidik FIFA seperti dituduhkan Blatter, namun hanya menindaklanjuti jejak pelanggaran.

"Kami sedang memburu korupsi. Satu jejak mengarah ke jejak lainnya, mengarah lagi ke yang lain dan seterusnya," kata dia.