Pekerja bangunan di Madiun temukan mortir aktif
31 Mei 2015 00:29 WIB
Ilustrasi. Seorang petugas Polres Kabupaten Semarang melakukan identifikasi sebuah temuan mortir di area Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (15/10). Sebanyak tiga buah mortir ditemukan masih aktif oleh salah satu pekerja bangunan yang sedang melakukan penggalian tanah untuk membangun tiang besi di depan pintu loket masuk Museum Kereta Api Ambarawa, diperkirakan mortir jenis 81 ini merupakan sisa peninggalan perang Palagan Ambarawa. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Madiun (ANTARA News) - Seorang pekerja bangunan menemukan sebuah mortir yang diduga masih aktif saat melakukan perataan tanah di kompleks SMPN 12 di Jalan Yos Sudarso, Keluarahan Madiun Lor, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (30/5).
Anggota tim Penjinak Bom (Jibom) Subden 2 Detasemen C Brimob Madiun Aipda Dahono Prasetyo mengatakan bahan peledak tersebut, pertama kali ditemukan oleh Suwardi saat meratakan tanah untuk membangun ruang kelas sekolah di Kecamatan Manguharjo itu. Mortir tersebut terpendam dalam tanah.
"Kami mengamankan temuan sebuah mortir jenis bazoka berukuran panjang sekitar 80 centimeter dan diameter 15 centimeter," ujar Aipda Dahono kepada wartawan.
Menurut dia, setelah diperiksa, mortir bazoka tersebut 50 persen dipastikan masih aktif. Apalagi melihat lokasi penemuan yang berada di SMPN 12 yang dulunya merupakan markas Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
"Dimungkinkan masih banyak sisa-sisa amunisi yang tertinggal. Dulunya sekolah ini dikenal sebagai markas TRIP," kata dia.
Selanjutnya, bahan peledak itu dibawa ke Denpal TNI AD guna disimpan ataupun dimusnahkan. Hal itu karena Brimob Madiun tidak memiliki gudang untuk menyimpan alat ataupun bahan peledak.
Sementara, Suwardi, sang penemu mortir mengaku kaget dengan temuannya tersebut. Ia tidak menyangka jika akan menemukan bahan peledak tersebut.
"Awalnya ya mau meratakan tanah. Tiba-tiba cangkul saya membentur benda keras tersebut. Sempat saya kira besi, namun setelah diamati lebih lanjut ternyata bentuknya seperti bahan peledak," kata Suwardi.
Takut benda itu meledak, ia dan pekerja bangunan lainnya langsung melapor ke pihak sekolah yang dilanjutkan ke kepolisian terdekat.
Temuan bahan peledak tersebut sempat membuat para pekerja bangunan kaget. Akibatnya, pekerjaan mereka terhenti atas temuan itu. Setelah mortir bazoka itu diamankan petugas, para pekerja bangunan tersebut kembali melanjutkan pekerjaannya.
Anggota tim Penjinak Bom (Jibom) Subden 2 Detasemen C Brimob Madiun Aipda Dahono Prasetyo mengatakan bahan peledak tersebut, pertama kali ditemukan oleh Suwardi saat meratakan tanah untuk membangun ruang kelas sekolah di Kecamatan Manguharjo itu. Mortir tersebut terpendam dalam tanah.
"Kami mengamankan temuan sebuah mortir jenis bazoka berukuran panjang sekitar 80 centimeter dan diameter 15 centimeter," ujar Aipda Dahono kepada wartawan.
Menurut dia, setelah diperiksa, mortir bazoka tersebut 50 persen dipastikan masih aktif. Apalagi melihat lokasi penemuan yang berada di SMPN 12 yang dulunya merupakan markas Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
"Dimungkinkan masih banyak sisa-sisa amunisi yang tertinggal. Dulunya sekolah ini dikenal sebagai markas TRIP," kata dia.
Selanjutnya, bahan peledak itu dibawa ke Denpal TNI AD guna disimpan ataupun dimusnahkan. Hal itu karena Brimob Madiun tidak memiliki gudang untuk menyimpan alat ataupun bahan peledak.
Sementara, Suwardi, sang penemu mortir mengaku kaget dengan temuannya tersebut. Ia tidak menyangka jika akan menemukan bahan peledak tersebut.
"Awalnya ya mau meratakan tanah. Tiba-tiba cangkul saya membentur benda keras tersebut. Sempat saya kira besi, namun setelah diamati lebih lanjut ternyata bentuknya seperti bahan peledak," kata Suwardi.
Takut benda itu meledak, ia dan pekerja bangunan lainnya langsung melapor ke pihak sekolah yang dilanjutkan ke kepolisian terdekat.
Temuan bahan peledak tersebut sempat membuat para pekerja bangunan kaget. Akibatnya, pekerjaan mereka terhenti atas temuan itu. Setelah mortir bazoka itu diamankan petugas, para pekerja bangunan tersebut kembali melanjutkan pekerjaannya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: