Mentan antisipasi ancaman El Nino di Indonesia
28 Mei 2015 06:34 WIB
Suhu permukaan Samudera Pasifik. El Niño biasanya ditandai pemanasan suhu yang tidak biasa dan La Niña oleh temperatur dingin tidak biasa di ekuator Pasifik. (NOAA)
Manado (ANTARA News) - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi ancaman El Nino yang diperkirakan akan melanda sebagian besar Indonesia dan dipastikan akan berdampak pada sektor pertanian.
"Untuk mencegah El Nino tersebut, maka saya telah membentuk tim khusus karena Indonesia memperkirakan El Nino lemah, Australia memperkirakan moderat, sedangkan Amerika Serikat perkirakan cukup kuat," kata Mentan Andi, saat kunjungan mendampingi Presiden RI Joko Widodo di Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Kamis.
Andi mengatakan, biasanya perkiraan dari Indonesia selalu tepat, namun tetap jauh-jauh hari harus diantisipasi dengan membentuk tim yang saat ini sudah mulai berjalan.
Menurut Mentan, biasanya lahan yang mengalami kekeringan di Indonesia seluas 200 ribu hektare, sehingga pihaknya telah mempelajarinya selama lima hingga 10 tahun dan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasinya yang sudah dipikirkan.
"Saya telah mengumpulkan semua pakar pertanian dan yang berkompeten mengatasi permasalahan El Nino tersebut, kita jangan menganggap remeh dengan hal ini," ujarnya lagi.
Jika telah diantisipasi dari awal, diharapkan musim kering tahun ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pruduksi padi secara nasional, kata dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut Yohanis Panelewen mengatakan, pihaknya juga mengimbau ke kabupaten dan kota dan pihak lainnya bisa saling membantu menyosialisasikan hal ini pada petani, sehingga mampu meminimalkan terjadi gagal panen karena kekeringan.
"Memilih menanam komoditas yang cocok sesuai musim pun merupakan solusi terbaik," katanya lagi.
Namun, katanya, secara keseluruhan cara tanam petani di Sulut memang ada puncak panennya namun setiap saat ada saja petani yang panen.
"Untuk mencegah El Nino tersebut, maka saya telah membentuk tim khusus karena Indonesia memperkirakan El Nino lemah, Australia memperkirakan moderat, sedangkan Amerika Serikat perkirakan cukup kuat," kata Mentan Andi, saat kunjungan mendampingi Presiden RI Joko Widodo di Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Kamis.
Andi mengatakan, biasanya perkiraan dari Indonesia selalu tepat, namun tetap jauh-jauh hari harus diantisipasi dengan membentuk tim yang saat ini sudah mulai berjalan.
Menurut Mentan, biasanya lahan yang mengalami kekeringan di Indonesia seluas 200 ribu hektare, sehingga pihaknya telah mempelajarinya selama lima hingga 10 tahun dan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasinya yang sudah dipikirkan.
"Saya telah mengumpulkan semua pakar pertanian dan yang berkompeten mengatasi permasalahan El Nino tersebut, kita jangan menganggap remeh dengan hal ini," ujarnya lagi.
Jika telah diantisipasi dari awal, diharapkan musim kering tahun ini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pruduksi padi secara nasional, kata dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut Yohanis Panelewen mengatakan, pihaknya juga mengimbau ke kabupaten dan kota dan pihak lainnya bisa saling membantu menyosialisasikan hal ini pada petani, sehingga mampu meminimalkan terjadi gagal panen karena kekeringan.
"Memilih menanam komoditas yang cocok sesuai musim pun merupakan solusi terbaik," katanya lagi.
Namun, katanya, secara keseluruhan cara tanam petani di Sulut memang ada puncak panennya namun setiap saat ada saja petani yang panen.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: