Zurich (ANTARA News) - Apakah presiden federasi sepak bola dunia (FIFA) Sepp Blatter juga ikut ditangkap? Ini satu dari empat pertanyaan kunci seputar penangkapan sejumlah pejabat badan sepak bola dunia itu di Zurich atas perintah biro investigasi federal AS (FBI) berkaitan dengan tuduhan suap dan korupsi.

Para pejabat FIFA itu ditangkap di Zurich, Swiss lantaran tuduhan korupsi sebesar 100 juta dolar AS. Mereka dicokok sebelum digelar rapat tahunan FIFA yang digelar pada Jumat pekan ini. Mereka menghadapi tuduhan kasus korupsi yang disebut sebagai "mismanajemen dan pencucian uang dalam kaitan dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2018 dan 2022".

Jawaban atas pertanyaan itu, tidak. FIFA sedang menggelar jumpa pers di Zurich pada Rabu. Twitter milik Blatter juga tidak merespons atas penyiaran berita itu, sebagaimana dikutip dari laman Guardian.

Pertanyaan kedua, apa yang menjadi tuduhan atas kasus itu? Tuduhan itu berkaitan dengan pencucian uang, pemerasan dan suap. Pejabat kantor kehakiman Swiss menegaskan bahwa kasus yang melibatkan sejumlah pejabat FIFA itu berkaitan dengan korupsi dan suap lebih dari seratus dolar AS. Dana itu diyakini berkaitan dengan penerimaan dari media, pemasaran, dan hak sponsorship dalam kaitan dengan penyelenggaraan sejumlah turnamen sepak bola di Amerika Latin.

Pertanyaan ketiga, mengapa mereka ditangkap? Polisi Swiss menangkap para pejabat yang dituduh korupsi itu jelang penyelenggaraan sidang umum FIFA pada Jumat pekan ini. Mereka mengetahui bahwa para pejabat itu sedang berada di hotel yang sama, sebuah hotel mewah dengan latar belakang pemandangan Alpen, Baur au Lac. Tempat ini difavoritkan oleh para pejabat FIFA.

Pertanyaan keempat, mengapa otoritas Amerika Serikat melakukan investigasi terhadap FIFA? Kejaksaan Agung Amerika Serikat menggelar jumpa pers berkaitan dengan kasus penangkapan sejumlah pejabat FIFA pada Rabu ini.

Biro investigasi federasl AS (FBI) terus melakukan investigasi berkaitan dengan penunjukan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia tahun 2018 dan 2022.

Dalam warta investigasi yang dirilis FBI pada Maret 2013 dilaporkan bahwa mantan anggota eksekutif FIFA, Chuck Blazer dituduh telah menerima komisi ketika ia menjabat sebagai sekretaris jenderal Concacaf.