Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake di Jakarta, Selasa, mengapresiasi tindakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam menangani krisis pengungsi di Asia Tenggara.

Dia menyambut baik fakta bahwa Indonesia telah berinisiatif melakukan upaya pencarian dan penyelamatan secara mandiri untuk melihat apakah masih ada manusia perahu di tengah-tengah lautan.

Dubes Blake menyatakan apresiasinya tersebut setelah memberikan kuliah umum mengenai hubungan perdagangan Indonesia dan AS di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Jakarta.

Selanjutnya, dia juga mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara ASEAN lain yang terpengaruh dengan krisis pengungsi dari Teluk Benggala.

"Kami menyambut positif pula kesepakatan Indonesia dengan Malaysia yang bersedia menampung sekitar 7 ribu pengungsi," kata Dubes Blake.

Pada awal tahun ini, sekitar 25 ribu migran, yang sebagian besar adalah suku Rohingya dan beberapa penduduk Bangladesh, meninggalkan negara yang sebelumnya mereka tinggali dengan menggunakan kapal.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah pengungsi Rohingya dari Bangladesh dan Myanmar yang berada di Provinsi Aceh berjumlah 1.722 jiwa, yang terdiri atas 1.239 jiwa laki-laki, 244 jiwa perempuan, dan 238 jiwa anak-anak.

Kementerian Sosial menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp2,3 miliar untuk penanganan pengungsi Rohingya yang saat ini ditampung di empat titik di Provinsi Aceh.

Selain itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rabu (20/5) lalu menyatakan bahwa Indonesia siap membantu suku Rohingya dan beberapa penduduk Bangladesh lainnya.

"Kami membantu mereka demi kemanusiaan. Tentu saja kami akan membantu dengan menyediakan makanan serta tempat tinggal. Semua aspek kemanusiaan akan kami berlakukan," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut dia, pemerintah setuju untuk menampung para pengungsi tetapi harus ada kerja sama dengan pihak internasional.