Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta Bank Pembangunan Daerah (BPD) memperbaiki struktur permodalan untuk meningkatkan kinerja.

"Transformasi internal sangat diperlukan, struktur permodalan diperbaiki. Gubernur juga jangan ragu penyertaan modalnya, DPRD juga jangan sulit-sulit untuk menyetujuinya," kata Presiden saat meresmikan program transformasi BPD di Istana Negara Jakarta, Selasa.

Presiden mengatakan BPD juga perlu membenahi manajemen internal dan banyak berinovasi dalam operasionalnya.

"Kemudian bisnis intinya, saya titip UMKM mikro dan menengah harus masuk sektor produktif, riil, jangan ke konsumtif saja," katanya.

Presiden juga meminta BPD memperluas jangkauan, tidak hanya melakukan operasi di tingkat lokal namun mulai merambah ke tingkat nasional bahkan lintas negara.

Transformasi BPD merupakan program kerja sama antara Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sasarannya meningkatkan daya saing, memperkuat ketahanan lembaga dan meningkatkan kontribusi pada pembangunan daerah.

Transformasi itu akan ditempuh dengan enam strategi yaitu pengembangan produk, penguatan likuiditas dan permodalan, serta pengelolaan layanan, pemasaran, jaringan, dan portofolio.

Per Maret 2015 aset BPD telah mencapai Rp498, 951 triliun atau meningkat 22,39 persen dibandingkan kurun yang sama tahun lalu yang tercatat Rp407, 669 triliun.

Menurut data statistik perbankan Indonesia, kinerja kredit BPD tumbuh baik dengan posisi kredit Maret 2015 mencapai Rp304,492 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp269,419 triliun.

Sementara posisi dana pihak ketiga BPD seluruh Indonesia pada Maret 2015 mencapai Rp410,781 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya senilai Rp320,552 triliun.

Ketua Umum Asbanda Eko Budiwiyono mengatakan dengan angka-angka tersebut BPD seluruh Indonesia optimistis dapat berkembang menjadi bank yang kuat, kompetitif dan kontributif.