Lombok Utara (ANTARA News) - Warga Desa Akar-akar, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat dapat menikmati air bersih setelah berhasil mengalirkan air dari sumber air Menjato di hutan yang masuk kawasan Tamanan Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sejauh belasan kilometer dengan sistem perpipaan.

Raden Saud, salah seorang tokoh masyarakat Dusun Pawang Tenun, Desa Akar-akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara di Tanjung, senin, mengatakan upaya yang dilakukan warga Desa patut diapresiasi, karena mereka mampu mengalirkan air bersih untuk ribuan jiwa sejauh belasan kilometer.

Ia mengatakan usaha mengalirkan air bersih dari hutan kawasan TNGR ini dirintis secara swadaya, mulai dilaksanakan sejak 2003, namun, upaya keras warga Pawang Tenun tersebut tidak cukup, karena kekurangan dana.

"Saat itu, kita kekurangan dana., sukurnya, ada bantuan pemerintah sebesar Rp250 juta untuk mengalirkan air dari mata air Menjato sampai Desa Akar-akar," katanya.

Kini, kata Saud, ribuan warga Desa Akar-akar bagian atas sampai Desa Mumbul Sari sudah bisa menikmati air bersih dari mata air Mantajo. Hingga kini, pipa-pipa air bersih yang dibangun warga masih tetap beroperasi.

"Selain warga Pawang Tenun, pipa air bersih ini menyuplai kebutuhan warga Dusun Batu Jingkiran, Pawang Timpas, Munder, Langkangkok, dan sejumlah dusun di Desa Akar-akar atas dan Desa Mumbul Sari," ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Salut Hartono mnengatakan belum semua warga menikmati air bersih, ancaman kekeringan mulai menghantui warga desanya dan sejumlah desa lainnya yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Lombok Utara.

"Selama ini kita tidak pernah mengeluhkan soal beras atau makanan pokok. Warga kami selalu mengeluhkan air bersih," katanya.

Sekarang, kata dia, warga Salut sudah mulai dihantui kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat musim kemarau warga Salut harus membeli air bersih, namun tidak semua warga yang mampu membeli air bersih, karena harganya cukup mahal untuk ukuran warga Salut yang tergolong masih hidup di bawah garis kemiskinan.

"Satu tangki air berisi 5.000 liter di Salut ini harganya sekitar Rp200 ribu," katanya.

Menurut Hartono warganya pernah tiga kali berupaya mengalirkan air bersih sejak Lombok Utara masih tergabung dengan Kabupaten Lombok Barat, namun hasilnya, belum maksimal.

Dia mengatakan selain mencoba mengalirkan air bersih dari mata air sejauh 7 kilometer, sejumlah warga Salut juga pernah mencoba membuat sumur bor, namun sampai 100 meter pengeboran tidak ada airr.

"Satu-satunya harapan kami saat ini adalah bantuan pemerintah untuk mengalirkan air bersih ke kampung kami. agar tidak lagi mengalami krisis air bersih baik pada kemarau maupun musim hujan warga kami masih kekurangan air bersih," kata Hartono.