Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Wiyogo, menghimbau perempuan Indonesia memperhatikan keselamatan dan kesehatan pangan dan jangan memilih beras semata karena harganya murah.

"Banyak perempuan yang biasanya memilih beras karena pertimbangan harganya yang murah, bukan keamanan panggannya," ujar dia, usai penutupan Kowani Fair, di Jakarta, Minggu.

Pernyatan dia itu terkait peredaran beras yang dicampur butir beras plastik di Tanah Air belakangan ini. Ibu-ibu rumah tangga merupakan kalangan yang paling rentan atas peredaran beras plastik ini karena makanan di rumah berasal dari masakan mereka.


Karena itulah pembekalan pengetahuan kesehatan, keselamatan, dan hal-hal lain terkait makanan menjadi penting bagi mereka. Pada sisi lain, mereka dihadapkan keterbatasan daya beli di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang cuma 4,7 persen pada semester pertama 2015 ini.

Tak hanya terjadi di Bekasi, beras sintesis itu juga beredar di sebagian wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

"Dalam memilih makanan harus menerapkan prinsip ASUH, yakni Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. Jangan asal murah," kata dia.

Ahli penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo, dr Ari F Syam, mengatakan, beras yang mengandung plastik dapat menyebabkan iritasi pada pencernaan serta kemandulan pada pria.

"Komponen plastik bukan sesuatu yang bisa dikonsumsi manusia. Sistem pencernaan kita tidak akan mencerna makanan yang mengandung plastik dengan sempurna," ujar Syam.

Beras plastik dapat menyebabkan gangguan langsung pada pencernaan. Makanan yang mengandung plastik akan butuh lama berada di dalam lambung. Itu akan menimbulkan rasa begah, penuh dan cepat kenyang.

"Gangguan yang terjadi selanjutnya dapat menyebabkan mual dan muntah," tambah dia.

Selain itu, komponen dari plastik dapat mengiritasi pencernaan. Proses pembuangan dari makanan yang mengandung plastik bisa membuat diare atau malah susah buang air besar.

Hasil penelitian Sucofindo ternyata ada unsur phtalat dalam komponen beras palsu tersebut.

"Phtalat juga dapat masuk ke sistem reproduksi kita, dan menyebabkan kemandulan terutama pada pria," kata dia.