Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan pembangunan Indonesia seharusnya fokus pada apa yang menjadi andalan dan kemampuan yang dimiliki oleh bangsa.

"Harus fokus ke sana yaitu dengan kembali pada keunggulan komparatif dan juga pembangunan berbasis kewilayahan dengan melakukan pembangunan sesuai apa yang dimiliki di daerah tersebut. Makanya saya lihat apa yang dilakukan pemerintah sekarang dengan melakukan pembangunan Indonesia dari pinggir sudah benar," kata Yuddy pada Antara di Jakarta, Sabtu.

Yuddy menyatakan itu setelah acara pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Lebih lanjut Yuddy mengatakan, agar pembangunan dengan potensi masing-masing wilayah tercapai, maka dalam implementasinya harus ada koordinasi antara kepala daerah dengan pusat untuk mendiskusikan potensi ekonomi apa saja yang harus dibangun di daerahnya dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dan kekayaan alam yang ada.

"Misalkan Jawa sudah tidak lagi untuk pertanian, harus ada tempat lainnya misalnya Papua yang memiliki potensi wilayah hutan yang subur, maka sektor agro industri perkebunan petanian bisa di fokuskan di sana, Kalimantan pertambangan dan mineral. Jadi masing-masing wilayah memiliki spesialisasi pembangunan masing-masing," katanya.

Jadi, kata Yuddy, jika Indonesia bersaing dengan negara yang memiliki sektor industri maju, adalah langkah yang kurang tepat karena tujuan pembangunan bukanlah untuk mengejar hal tersebut, tapi kesejahteraan rakyat.

"Jika mengejar ke arah menyaingi negara maju saya kira strategi yang kurang tepat, kalau kita bersaing dengan produk hitech, artinya kita akan jauh sekali ketinggalan, sementara tujuan pembangunan ekonomi industri adalah kesejahteraan rakyat untuk menghasilkan devisa nasional sebanyaknya untuk masyarakat, demi modal pembangunan ke depannya," ujar dia.

Dari informasi yang dihimpun Antara, dalam acara pengangkatannya sebagai Guru Besar tersebut, Yuddy dikukuhkan oleh Ketua Senat Guru Besar Universitas Nasional Umar Basalim.

Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa pejabat Negara dan Menteri Kabinet Kerja antara lain Menkopolhukam Tedjo Edhie Purdijatno, Menkominfo Rudiantara, Menperin Saleh Husin, Menaker Hanif Dhakiri, Menristek-Dikti Muhammad Nasir, Mentan Amran Sulaeman dan Menteri PPA Yohana Yembise.

Selain menteri, acara ini juga dihadiri oleh pejabat negara, tokoh nasional, pejabat BUMN dan elit partai seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia keenam Tri Sutrisno, Direktur Umum LKBN Antara Saiful Hadi, Ketua DPR RI Setya Novanto, Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Fadly Zon, Wiranto, Agum Gumelar, Nurul Arifin, Effendi Simbolon, Kapolri Badroedin Haiti dan tokoh lainnya.