Maputo (ANTARA News) - Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma pada Rabu (20/5) meminta maaf kepada Mozambik sehubungan dengan serangan terhadap orang asing yang tinggal di Afrika Selatan, yang menewaskan tiga warga Mozambik.

Zuma, yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan dua hari ke Mozambik, mengatakan perbuatan semacam itu tidak bisa dibenarkan mengingat hubungan persaudaraan antara rakyat dari kedua negara.

Dia juga mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok minoritas yang tak mewakili seluruh Afrika Selatan.

"Penting bagi kami untuk minta maaf, atas tindakan kelompok minoritas kecil Afrika Selatan yang tidak mewakili keinginan rakyat Afrika Selatan. Kami memiliki hubungan baik dengan sejumlah negara termasuk Mozambik dan kami tak pernah punya masalah sebelumnya," kata Zuma.

Kedua negara sepakat untuk memperkuat dan meningkatkan penerapan kesepakatan yang sejauh ini sudah ditandatangani.

Menteri Urusan Kerja Sama dan Luar Negeri Mozambik Oldemiro Baloi mengatakan selama pembicaraan antara Zuma dan Presiden Mozambik Filipe Nyusi, mereka membahas peristiwa paling akhir yang menyangkut kedua negara, xenofobia dan pendeportasian.

Mereka menyimpulkan bahwa mereka harus meningkatkan komunikasi guna menurunkan peluang tindakan semacam terjadi sampai sekecil mungkin.

Kedua pemimpin negara juga membahas situasi politik dan ekonomi antara kedua negara itu, kehadiran mereka di Southern Africa Development Community (SADC).

Menurut Baloi, Nyusi menerima undangan kunjungan resmi ke Afrika Selatan, yang disampaikan oleh Zuma selama pembicaraan mereka.

Selama kunjungannya, Zuma juga dijadwalkan berbicara di Parlemen Mozambik, Majelis Republik.

Zuma telah tinggal di Mozambik selama perjuangan melawan rejim Apartheid Afrika Selatan, sampai kemerdekaannya pada 1994.

Mozambik menjadi salah satu pangkalan Kongres Nasional Afrika (ANC) di wilayah Afrika Selatan selama perjuangan itu, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.(Uu.C003)