Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.167 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.152 per dolar AS.

"Mata uang rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS. Mata uang Amerika Serikat ditopang oleh membaiknya angka izin bangunan serta rumah yang meningkat melewati ekspektasi pada bulan April," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan bahwa membaiknya neraca perdagangan zona Euro juga belum mampu membawa sentimen penguatan mata uang euro dan negara berkembang lainnya, termasuk rupiah.

Kendati demikian, menurut dia, penurunan mata uang rupiah cenderung tertahan seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen.

Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia yang meluncurkan kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan pinjaman lebih cepat diharapkan dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah.

Ia menambahkan bahwa hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang diperkirakan dovish terkait suku bunga AS juga dapat mengembalikan sentimen pelemahan dolar AS di pasar global.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa dolar AS mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah seiring dengan kembali melemahnya harga minyak mentah dunia.

"Masih minimnya sentimen positif bagi rupiah dapat mendorong penurunan lanjutan," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (20/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.167 dibandingkan hari sebelumnya Rp13.152.