Tari Topeng tampil di Milan Expo
19 Mei 2015 17:33 WIB
Seniman tari dari Indonesia dan Italia I Made Djimat dan Enrico Masseroli memulai duet Tari Topeng di depan Paviliun Indonesia pada Milan Expo 2015, Minggu, (17/5). (Kemendag.go.id).
Jakarta (ANTARA News) - Seniman asal Indonesia dan Italia, I Made Djimat dan Enrico Masseroli tampil memukau ketika mempertunjukkan Tari Topeng di Paviliun Indonesia pada Milan Expo 2015, Italia, Minggu (18/5) waktu setempat.
Siaran pers dari Paviliun Indonesia pada Milan Expo 2015 yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan I Made Djimat dan Enrico Masseroli tidak menampilkan kisah kuno dari topeng tradisional, tetapi cerita dengan topik makanan tradisional.
Pengunjung yang mayoritas warga negara asing sangat antusias menonton penampilan tersebut. Sejumlah penonton justru mengaku ingin berkunjung ke Indonesia untuk melihat pertunjukan kesenian Indonesia lainnya.
Selain menikmati pertunjukan Tari Topeng, pengunjung juga memadati area kuliner dan Bogor Cafe Desa Restaurant di Paviliun Indonesia untuk mencicipi makanan khas nusantara.
Tari Topeng merupakan salah satu kesenian khas yang paling tua dan populer dari seni pertunjukan Bali. Tari Topeng umumnya menampilkan mitos dan sejarah, epos dari pengadilan kuno dan hiburan.
Djimat dan Masseroli menampilkan Tari Topeng yang mengangkat tema makanan, yaitu "Feeding the Planet, Energy for Life".
I Made Djimat adalah maestro topeng kelahiran 1948 yang berasal dari Bali dan terlahir dari keluarga seniman. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minatnya pada kesenian, baik seni lukis, musik, dan tari.
Pada usia belia, I Made Djimat telah mendirikan ansambel musiknya sendiri, yaitu Pusaka Budaya, yang kemudian berganti nama menjadi Tri Pusaka Cakti.
Sejak 1971, ia telah berkarir di dunia internasional dengan mengunjungi lebih dari 50 negara untuk pertunjukan, demonstrasi, dan seminar. Berbagai penghargaan baik nasional mau pun internasional telah diraihnya.
Sedangkan Enrico Masseroli adalah pria asal Italia yang mempelajari kesenian asli Bali pada I Made Djimat sejak Desember 1978. Dalam seni topeng sendiri, ia pertama kali memulai debut pada tahun 1996 di beberapa negara Eropa.
Masseroli membentuk orchestra Gamelan Gong Cenik yang menggunakan instrumen musik asli Bali. Penampilannya di mancanegara telah mendapat penghargaan dan sambutan yang hangat.
Siaran pers dari Paviliun Indonesia pada Milan Expo 2015 yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan I Made Djimat dan Enrico Masseroli tidak menampilkan kisah kuno dari topeng tradisional, tetapi cerita dengan topik makanan tradisional.
Pengunjung yang mayoritas warga negara asing sangat antusias menonton penampilan tersebut. Sejumlah penonton justru mengaku ingin berkunjung ke Indonesia untuk melihat pertunjukan kesenian Indonesia lainnya.
Selain menikmati pertunjukan Tari Topeng, pengunjung juga memadati area kuliner dan Bogor Cafe Desa Restaurant di Paviliun Indonesia untuk mencicipi makanan khas nusantara.
Tari Topeng merupakan salah satu kesenian khas yang paling tua dan populer dari seni pertunjukan Bali. Tari Topeng umumnya menampilkan mitos dan sejarah, epos dari pengadilan kuno dan hiburan.
Djimat dan Masseroli menampilkan Tari Topeng yang mengangkat tema makanan, yaitu "Feeding the Planet, Energy for Life".
I Made Djimat adalah maestro topeng kelahiran 1948 yang berasal dari Bali dan terlahir dari keluarga seniman. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minatnya pada kesenian, baik seni lukis, musik, dan tari.
Pada usia belia, I Made Djimat telah mendirikan ansambel musiknya sendiri, yaitu Pusaka Budaya, yang kemudian berganti nama menjadi Tri Pusaka Cakti.
Sejak 1971, ia telah berkarir di dunia internasional dengan mengunjungi lebih dari 50 negara untuk pertunjukan, demonstrasi, dan seminar. Berbagai penghargaan baik nasional mau pun internasional telah diraihnya.
Sedangkan Enrico Masseroli adalah pria asal Italia yang mempelajari kesenian asli Bali pada I Made Djimat sejak Desember 1978. Dalam seni topeng sendiri, ia pertama kali memulai debut pada tahun 1996 di beberapa negara Eropa.
Masseroli membentuk orchestra Gamelan Gong Cenik yang menggunakan instrumen musik asli Bali. Penampilannya di mancanegara telah mendapat penghargaan dan sambutan yang hangat.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: