Christian: kekuatan Tim Piala Sudirman tidak merata
19 Mei 2015 05:07 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan (kanan) mengembalikan bola ke ganda putra Tiongkok Cai Yun dan Fu Heifeng pada semi final Piala Sudirman 2015 di Dongguan Basketball Center, Tiongkok, Sabtu (16/5/15). Tim Indonesia kalah 1-3 dari tim bulu tangkis tuan rumah dan gagal melaju ke final. (ANTARA FOTO/Saptono)
Makassar (ANTARA News) - Mantan pebulu tangkis Indonesia Christian Hadinata menilai kegagalan timnas Indonesia melaju ke final Piala Sudirman karena kekuatan tim yang tidak merata.
Christian Hadinata di Makassar, Senin, mengatakan kekuatan tim ganda Indonesia belum bisa diimbangi atlet yang tampil di nomor tunggal. Kondisi ini sudah seharusnya menjadi perhatian utama tim pelatih kedepan.
"Komposisi tim yang tampil di Piala Sudirman memang tidak merata. Kami tentu menyayangkan karena kita pada dasarnya telah mendapatkan momen yang baik pada awal pertandingan," jelasnya.
Tim bulu tangkis Indonesia pada laga perdana yang menurunkan pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, sukses menundukkan pasangan Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng dua game langsung 21-16, 21-17.
Namun momentum ini gagal dimanfaatkan setelah Tiongkok justru bisa menyamakan kedudukan pada laga kedua. Hal itu didapatkan setelah tunggal putri Indonesia Bellaetrix Manuputty yang menghadapi Li Xuerui, harus mundur dari pertandingan semifinal karena cedera.
Tim Indonesia akhirnya balik tertinggal setelah tunggal putra Indonesia Jonatan Christie tidak mampu menghadang tunggal putra terbaik tuan rumah Tiongkok Chen Long dengan kekalahan game langsung 10-21, 15-21
Indonesia akhirnya gagal melaju ke final Piala Sudirman 2015 setelah menelan kekalahan 1-3 dari tuan rumah Tiongkok. Ganda putri Indonesia Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii kalah 21-17, 17-21, 15-21 dari pasangan Tang Yuanting/Yu Yang.
Menurut dia, kekuatan yang tidak merata memang membuat peluang Indonesia semakin sulit. Indonesia, kata dia, memang punya tiga peluru dari sektor ganda. Namun jika salah satunya gagal maka peluang itu sulit karena kondisi sektor tunggal yang belum menjanjikan.
"Tidak hanya di Piala Sudirman. Ajang Piala Thomas dan Uber juga demikian sehingga kita memiliki pekerjaan mendesak untuk lebih fokus mematangkan sektor tunggal," katanya.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, lanjut dia, sehingga PB Djarum dalam audisi umum pada tahun ini lebih memfokuskan untuk nomor tunggal putra dan putri.
Ketua Tim Pemantau Bakat Audisi Djarum 2015 ini menjelaskan, pihaknya kini menggelar audisi di sembilan kota di Indonesia yakni Medan, Palembang, Balikpapan, Jember Tasikmalaya, Purwokerti, Manado, Kudus dan Makassar.
Pihaknya berharap dengan program khusus ini membuat sektor tunggal putra dan putri bisa lebih berkembang dan mendapatkan banyak atlet andal yang bisa memperkuat timnas ke depan.
Christian Hadinata di Makassar, Senin, mengatakan kekuatan tim ganda Indonesia belum bisa diimbangi atlet yang tampil di nomor tunggal. Kondisi ini sudah seharusnya menjadi perhatian utama tim pelatih kedepan.
"Komposisi tim yang tampil di Piala Sudirman memang tidak merata. Kami tentu menyayangkan karena kita pada dasarnya telah mendapatkan momen yang baik pada awal pertandingan," jelasnya.
Tim bulu tangkis Indonesia pada laga perdana yang menurunkan pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, sukses menundukkan pasangan Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng dua game langsung 21-16, 21-17.
Namun momentum ini gagal dimanfaatkan setelah Tiongkok justru bisa menyamakan kedudukan pada laga kedua. Hal itu didapatkan setelah tunggal putri Indonesia Bellaetrix Manuputty yang menghadapi Li Xuerui, harus mundur dari pertandingan semifinal karena cedera.
Tim Indonesia akhirnya balik tertinggal setelah tunggal putra Indonesia Jonatan Christie tidak mampu menghadang tunggal putra terbaik tuan rumah Tiongkok Chen Long dengan kekalahan game langsung 10-21, 15-21
Indonesia akhirnya gagal melaju ke final Piala Sudirman 2015 setelah menelan kekalahan 1-3 dari tuan rumah Tiongkok. Ganda putri Indonesia Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii kalah 21-17, 17-21, 15-21 dari pasangan Tang Yuanting/Yu Yang.
Menurut dia, kekuatan yang tidak merata memang membuat peluang Indonesia semakin sulit. Indonesia, kata dia, memang punya tiga peluru dari sektor ganda. Namun jika salah satunya gagal maka peluang itu sulit karena kondisi sektor tunggal yang belum menjanjikan.
"Tidak hanya di Piala Sudirman. Ajang Piala Thomas dan Uber juga demikian sehingga kita memiliki pekerjaan mendesak untuk lebih fokus mematangkan sektor tunggal," katanya.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, lanjut dia, sehingga PB Djarum dalam audisi umum pada tahun ini lebih memfokuskan untuk nomor tunggal putra dan putri.
Ketua Tim Pemantau Bakat Audisi Djarum 2015 ini menjelaskan, pihaknya kini menggelar audisi di sembilan kota di Indonesia yakni Medan, Palembang, Balikpapan, Jember Tasikmalaya, Purwokerti, Manado, Kudus dan Makassar.
Pihaknya berharap dengan program khusus ini membuat sektor tunggal putra dan putri bisa lebih berkembang dan mendapatkan banyak atlet andal yang bisa memperkuat timnas ke depan.
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: