Korban Tewas Banjir Aceh Tamiang 50 Orang, 151 Hilang
28 Desember 2006 19:18 WIB
Banda Aceh (ANTARA News) - Korban tewas akibat banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), hingga Kamis malam tercatat 50 orang, 151 penduduk hilang, dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi, demikian Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) melaporkan.
Menurut data Satlak PBP di Kuala Simpang Ibukota Aceh Tamiang, sedikitnya 42.086 kepala keluarga atau 199.213 jiwa masih bertahan dalam pengungsian yang tersebar di 129 titik di 12 kecamatan di kabupaten itu.
Banjir juga menyebabkan sedikitnya 4.951 unit rumah rusak berat, 9.459 unit rusak ringan, 1.745 unit hanyut terbawa arus.
Genangan banjir di sebagian wilayah, hingga Kamis dilaporkan sudah menyurut, bahkan di sejumlah lokasi air sudah tidak menggenang, namun meninggalkan lumpur hingga setinggi 0,5 meter.
Di daerah yang banjirnya telah surut, warga sudah kembali ke rumahnya dan membersihkan sisa-sisa lumpur banjir.
Transportasi darat dari Aceh Tamiang ke Medan (Sumut) dan Banda Aceh juga beranjak normal.
Belum Terjangkau
Meski di sebagian wilayah banjir sudah surut, terdapat 15 desa yang hingga kini masih sulit dijangkau oleh relawan dan tim pemberi bantuan.
Kelimabelas desa yang sulit dijangkau dari akses darat maupun air itu masing-masing satu desa di Kecamatan Karang Baru, empat desa di Tamiang Hulu, satu desa di Manyak Panyet, dua desa di Seruai, lima desa di Sekerah, dan tiga desa di Kecamatan Tenggulun.
Selain pembawa bantuan logistik, para petugas medis yang dikerahkan untuk membantu korban banjir juga dilaporkan belum berhasil menembus lokasi-lokasi terparah dilanda banjir.
"Hingga kemarin (Rabu, 27/12), belum semua desa terparah diterjang banjir bisa dimasuki petugas kesehatan karena kondisi medannya cukup berat meski air mulai surut," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, dr Marzuki.
Ia menyatakan, beberapa desa masih terkurung dan sulit ditembus karena arus airnya deras atau genangan lumpurnya tebal.
"Di daerah yang sulit itu selain air masih deras, juga campuran lumpur tebal yang merendam pemukiman penduduk, sehingga menyulitkan transportasi. Namun, kalau cuaca semakin membaik mungkin hari ini sudah bisa ditembus. Ada petugas kita yang terpaksa berenang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk di sana," jelas dia.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006
Tags: